Halaman

Tampilkan postingan dengan label Desain_Grafis_Percetakan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Desain_Grafis_Percetakan. Tampilkan semua postingan

Soal UKK Produktif Multimedia P1

            SOAL/TUGAS 2154-P1-SPK-Multimedia

 Judul Tugas       : Buatlah sebuah desain poster dengan bahan yang ada dilingkungan sekolah dengan ketentuan sebagai berikut:

Langkah Kerja   :

         1. Tema yang diangkat  sebagai Judul Tugas antara lain tentang (pilih salah satu):

          a. Siswa SMK peduli Bahaya Narkoba

          b. Siswa SMK peduli Pernikahan Dini

          c. Siswa SMK peduli Sekolah Sehat

          2. Buatlah sketsa kasar poster dikertas gambar yang didalamnya sudah termasuk typografi, warna dan layout

          3. Buatlah sketsa logo beserta konsepnya

          4. Gambar yang diintegrasikan dalam desain adalah hasil pengambilan gambar menggunakan kamera digital

          5. Tambahkan teks dalam desain poster sesuai tema dengan diberi efek

          6. Buatlah Logo sesuai dengan tema yang dipilih menggunakan aplikasi pengolah vector atau bitmap.

          7. Lembar kerja desain menggunakan ukuran A3 atau A4 sesuai dengan ketersediaan jenis printer

          8. Tempatkan logo yang telah dibuat dalam area desain yang mencerminkan keserasian.

          9. Cetaklah hasil desain dengan menyertakan bleed

          10. Tempatkan hasil desain poster dalam sebuah frame/pigura.

          11. Keseluruhan produk yang Anda buat harus memperhatikan:

        a.Durasi waktu yang disediakan

        b. Keselamatan kerja

        c. Kesesuaian tema

        d. Keindahan

        e. Keaslian

 

Materi Poster klik disini

Materi Kerja klik disini

Soal dan Instrumen UKK 2020-2021 klik disini

Teknik Pengambilan Gambar Berdasarkan Ukuran Gambar

 


10 Teknik Pengambilan Gambar Berdasarkan Ukuran Gambar

Besar kecilnya ukurang gambar tak lepas dari tujuan pengambilan gambar itu sendiri. Dalam hal ini berguna untuk memperjelas situasi, kondisi, maupun emosi obyek gambar. Ada 10 teknik pengambilan gambar berdasarkan ukuran gambarnya, yaitu:

1. Extreme Close Up (ECU)

Merupakan pengambilang gambar dari jarak sangat dekat, hingga pori-pori kulit pun bisa terlihat. Tujuannya agar obyek menjadi sangat-sangat jelas.

2. Big Close Up (BCU)

Untuk menunjukan ekspresi dari obyek, maka digunakan teknik big close up. Sasarannya adalah dari atas kepala hingga dagu obyek.

3. Close Up (CU)

Close Up dilakukan dengan mengambil gambar atas kepala obyek hingga bawah leher. Tujuannya agar wajah obyek nampak lebih jelas.

4. Medium Close Up (MCU)

Teknik ini bertujuan mempertegas gambaran profil seseorang. Pengambillannya dengan menyorot dari kepala hingga dada.

5. Medium Shot (MS)

Agar sosok orang semakin jelas maka teknik ini dilakukan. Sasarannya mulai kepala hingga pinggang.

6. Full Shot (FS)

Teknik ini memperlihatkan seluruh tubuh obyek, dari kepala hingga kaki.

7. Long Shoot (LS)

Untuk menunjukkan obyek sekaligus latar belakangnya, digunakan teknik Long Shoot.

8. One Shoot (1S)

Teknik one shoot adalah teknik shooting untuk menampilkan satu obyek saja.

9. Two Shoot (2S)

Lebih luas dari teknik sebelumnya, S2 ini menampilkan adegan dua obyek yang terlibat percakapan.

10. Group Shoot (GS)

Teknik Group Shoot mengambil gambar kumpulan orang. Seperti adegan pasukan, kerumunan orang dan sebagainya.



Teknik Pengambilan Gambar Berdasarkan Sudut Gambar (Angle)

7 Teknik Pengambilan Gambar Berdasarkan Sudut Gambar/Angle


Berdasarkan sudut pengambilan gambarnya, teknik syuting ada 7 macam yaitu:

1.    Frog Eye


Teknik shooting ini mengambil gambar dengan posisi kamera disejajarkan dengan bagian alas/bawah obyek dan posisinya lebih rendah dari dasar obyek. Hasilnya gambar yang diambil akan menjadi sangat besar. Subyek pengambil gambat menjasi serasa mengecil dan obyek gambar memiliki kesan agung, angkuh maupun kokoh.

2.    Low Angle


Merupakan pengambilan gambar dengan sudut arah bawah obyek yang memberikan kesan obyek membesar.

3.    Eye Level


Teknik ini mengambil posisi sejajar dengan obyek. Dengan teknik Eye Level maka gambar yang direkam menunjukkan tangkapan pandangan mata orang yang berdiri sejajar dengna obyek. Ketinggian dan besarnya obyek jadi sama dengan subjek dan disebut juga teknik normal shoot.

4. High Angle


Teknik pengambilan gambar High Angle mengambil posisi di atas obyek. Hasilnya obyek shooting menjadi lebih kecil. Hasil gambarnya menjadi dramatis dan terkesan kerdil.

5. Bird Eye


Teknik Bird Eye (mata burung) merupakan teknik shooting dengan memposisikan juru kamera di atas ketinggian dalam merekam obyek. Hasilnya gambar yang tampak akan menunjukkan lingkungan sekitar lebih luas. Benda-benda lainnya di sekitar obyek juga akan tampak dalam ukuran kecil.

6. Slanted


Teknik shooting ini mengambil sudut yang tidak frontal dari depan ataupun dari samping obyek. Tapi mengambil sudut 45’ terhadap obyek. Hasilnya obyek lain akan masuk dalam rekaman kamera.

7. Over Shoulder


Teknik shooting ini mengambil gambar dari arah belakang bahu obyek. Akibatnya obyek hanya nampak bagian bahu atau kepalanya saja. Biasanya teknik ini dipakai untuk menunjukkan bahwa obyek sedang melihat sesuatu ataupun sedang berbincang-bincang.

 

 


MENGENAL FUNGSI LIGHT METER PADA KAMERA




Light Meter berperan sebagai indikator yang berfungsi untuk menampilkan kekuatan exposure yang telah diukur oleh metering. Sedangkan besar kecilnya kekuatan exposure secara skala besar berdampak pada kecerahan gambar.

Ketika Anda membentuk exposure secara manual dengan segitiga eksposur (shutter speed, aperture, ISO) maka kekuatan eksposur tersebut akan tampil di light meter. Jadi, dengan light meter Anda bisa mengetahui kadar cahaya yang diterima oleh kamera sebelum melakukan pemotretan. Tapi sayangnya masih banyak fotografer yang mengabaikan fungsi light meter dan lebih sering mengira-ngira saja.

CARA MENGATUR DAN MENGGUNAKAN ISO



ISO itu adalah pengaturan untuk menentukan tinggi rendahnya cahaya pada hasil foto Anda. Saya menguraikan definisi tersebut dalam kalimat yang mudah Anda pahami. Apa benar definisi ISO di atas sudah bisa Anda pahami? Kalau iya, baik, kita lanjut.

Seperti yang telah saya jelaskan pada artikel sebelumnya, bahwa tidak selalunya Anda berhadapan dengan kondisi cahaya yang cukup terang. Akan ada saat dimana Anda memotret dalam ruangan atau di malam hari. Pada kondisi seperti itu cahaya sangat minim dan Anda membutuhkan pengaturan dukungan dari ISO untuk memaksimalkan kualitas cahaya pada foto Anda.

CARA MENGATUR DAN MENGGUNAKAN APERTURE ATAU DIAFRAGMA

Aperture disebut juga sebagai bukaan lensa. Sedangkan yang dimaksud bukaan lensa tersebut silahkan lihat gambar di bawah ini:

CARA MENGATUR DAN MENGGUNAKAN SHUTTER SPEED


Shutter speed atau kecepatan rana merupakan salah satu elemen / pengaturan yang diperlukan untuk membentuk sebuah eksposur (exposure). 

Saat Anda menekan tombol shutter untuk memotret, maka shutter (rana) akan terbuka lalu tertutup kembali dengan rentang waktu tertentu. Nah! Lamanya waktu shutter atau rana itu terbuka lalu tertutup kembali itulah yang dimaksud dengan shutter speed atau kecepatan rana. 

Pada mode Manual Exposure (M) atau Shutter Priority (S/Tv), Anda bisa mengatur shutter speed secara manual sesuai dengan keinginan Anda. Berikut contoh gambar ketika shutter speed bekerja:



Sensor kamera ditutupi (diblok) oleh shutter atau rana sehingga terkadang shutter ini juga disebut sebagai "shutter plane". Sedangkan didepan sensor dan shutter tersebut terdapat "mirror" yang berfungsi merefleksikan adegan ke pentaprisma lalu dipantulkan lagi ke viewfinder. Nah! Ketika Anda menekan tombol shutter untuk memotret, maka posisi mirror naik ke atas (lock-up) lalu shutter terbuka, dan pada saat itulah sensor merekam adegan (pengambilan gambar). Kemudian pada saat yang bersamaan pula "cahaya" akan ikut masuk melalui lensa menuju sensor. Oleh sebab itu cepat lambatnya waktu shutter bekerja juga mempengaruhi kualitas pencahayaan pada hasil gambar. Kesimpulannya yaitu semakin lama waktu shutter atau rana terbuka dan tertutup, maka semakin besar peluang cahaya yang masuk dan menghasilkan foto yang terang.

Bagaimana cara menggunakan shutter speed?

Sebelumnya Anda harus tahu kalau untuk mengatur shutter speed secara manual tidak bisa dilakukan pada mode Auto atau Program (P), melainkan pada mode Manual Exposure (M) atau mode Shutter Priority. Pada kamera Canon, mode Shutter Priority ditulis dalam simbol (Tv), sedangkan pada Nikon dan kebanyakan kamera lainnya ditulis dalam simbol (S). Jadi, langkah pertama silahkan putar tombol mode-dial pada kamera Anda dan pilih mode manual (M) atau Tv (pada Canon) atau S (pada Nikon). Perhatikan gambar dibawah ini: 


Selanjutnya Anda akan melihat nilai shutter speed tampil di monitor LCD kamera. Perhatikan gambar di bawah ini.


Silahkan Anda pilih menu shutter speed (lihat yang saya lingkari) lalu ganti kecepetannya sesuai kebutuhan Anda. Jika ingin memotret gerakan cepat (olahraga atau kendaraan berjalan) maka Anda membutuhkan shutter speed yang sangat cepat pula yaitu kisaran 1/500 - 1/1000. Namun jika Anda memotret subjek diam maka nilai aman untuk mendapatkan hasil yang baik dan mencegah "hand shake (getaran oleh tangan)" yaitu gunakan shutter speed 1/100 - 1/250. Nilai-nilai tersebut sifatnya kondisional, bisa saja berbeda dengan kebutuhan pemotretan di lapangan.

Saat mengatur shutter speed Anda harus mengingat kembali fungsi dan cara kerjanya serta perhatikan juga resikonya. Contohnya, pada kondisi kurang cahaya dengan shutter speed yang sangat cepat tentunya cahaya yang diterima oleh sensor akan sedikit dan hasil foto Anda akan cenderung gelap.

MENGENAL EKSPOSUR DAN CARA KERJANYA PADA KAMERA



Eksposur (exposure) secara bebas disebut juga pencahayaan. Eksposur merupakan inti dalam fotografi yang juga memainkan peran utama dalam menentukan baik atau buruknya kualitas foto Anda.



Pada kamera DSLR telah disediakan beberapa pilihan mode eksposur "khusus" yang bekerja secara auto untuk keperluan tertentu seperti memotret olahraga, kebang api, closeup, dll. Secara keseluruhan mode eksposur pada kamera terkadang disebut juga sebagai mode pemotretan.

CARA YANG BENAR MENEKAN TOMBOL SHUTTER


Tombol shutter adalah tombol yang Anda pencet ketika memotret. Bagi yang pertama kali menggunakan kamera biasanya belum tahu cara menekan tombol ini dengan benar. Nah! Kalau memang Anda masih pemula sebaiknya simak artikel ini sampai selesai. Tapi bila Anda seorang yang "pro" mungkin tutorial ini bukan kelas Anda. hehe.. 

Ada aturan dan tata cara yang diberlakukan untuk menekan tombol shutter pada kamera. Dan saya akan memberikan petunjuk penggunaannya dalam dua metode.


MENGENAL BAGIAN-BAGIAN PADA KAMERA BESERTA FUNGSINYA

Tidak kalah penting untuk dibahas adalah mengenal bagian-bagian utama pada kamera. Termasuk fungsi dari tombol-tombol yang tersebar di seluruh body kamera.
Apakah ini perlu? 

Jawabannya ia, sangat perlu. Karena untuk bekerja maksimal dengan kamera Anda maka sudah seharusnya Anda mengetahui kegunaan dari semua bagian-bagian penting pada kamera Anda. Selain itu, cara ini juga akan membantu Anda untuk lebih mudah mengikuti instruksi penggunaan kamera. 

Sebagai contoh di sini saya akan menampilkan gambar kamera canon EOS 600D. Bila kamera Anda dari merk lain, jangan khawatir. Semua kamera memiliki fitur dan bagian-bagian yang mirip hanya berbeda tempat dan nama saja sedangkan fungsinya tetaplah sama. Berikut bagian-bagian pada kamera beserta fungsinya: 




Keterangan:

GAMBAR SKETSA

GAMBAR SKETSA

Sket (sketch) merupakan gambaran atau lukisan yang kasar, ringan, semata-mata garis besar atau belum selesai. Kadang kala hanya digunakan sebagai pengingat-ingat saja.

Sketsa atau sket (sketch) secara umum dikenal sebagai bagan atau rencana bagi sebuah lukisan. Dalam pengertian itu, sketsa lebih merupakan gambar kasar, bersifat sementara, baik diatas kertas maupun diatas kanvas, dengan tujuan untuk dikerjakan lebih lanjut sebagai lukisan.


ELEMEN – ELEMENT DESAIN GRAFIS PERCETAKAN

ELEMEN – ELEMEN DESAIN GRAFIS PERCETAKAN 

Elemen grafis erat kaitannya dengan pembuatan layout. Dalam menghasilkan karya visual desain grafis yang menarik dan bernilai seni, pemahaman terhadap elemen – elemen grafis sangat diperlukan. Elemen-elemen tersebut adalah :

1. GARIS

Garis adalah sekumpulan titik yang berdampingan secara memanjang dan memiliki dua buah ujung.. Garis memiliki dimensi panjang, pendek, tipis, tebal. Garis dapat saling berhubungan satu sama lain membentuk apa yang dinamakan garis sejajar/paralel, garis memancar atau garis berlawanan. Dalam media komunikasi visual, garis dapat menjadi pembatas kolom, member kesan tertentu, menjadi pembatas antara unsur grafis satu dengan lainnya, dan digunakan sebagai penunjuk bagian-bagian tertentu dengan tujuan sebagai penjelas kepada pembaca. 

PRINSIP-PRINSIP DESAIN GRAFIS PERCETAKAN

PRINSIP-PRINSIP DESAIN GRAFIS PERCETAKAN

Untuk menghasilkan desain yang berkualitas diperlukan pertimbangan dalam mengorganisasikan elemen-elemen grafis sesuai dengan prinsip-prinsip desain secara tepat. Menurut Stephen McElroy, ciri desain yang kreatif adalah dapat menarik perhatian pembaca, tulisan di dalamnya mudah dibaca dan dimengerti, informasi tulisan dilengkapi dengan informasi visual, dapat mengangkat intisari tulisan tersebut dan dapat menceritakan suasana setempat dan perasaan orang yang bersangkutan.

Beberapa pendapat mengenai prinsip-prinsip desain pada dasarnya tidak jauh berbeda satu sama lain. Yang terpenting adalah bahwa jika prinsip diikuti secara ketat dan detail maka peluang untuk menghasilkan karya grafis yang berkualitas akan semakin besar.

NIRMANA

NIRMANA DALAM DESAIN GRAFIS

Nirmana berasal dari dua kata nir yang artinya tidak dan mana yang artinya makna. Sehingga Nirmana bisa diartikan tidak bermakna atau tidak mempunyai makna ,bisa di illustrasikan sebagai bentuk bentuk yang tidak mempunyai makna khusus tapi mempunyai pola, komposisi,keseimbangan, warna, irama tertentu yang membentuk suatu harmonisasi dan keindahan .Sehingga Nirmana bisa didefinisikan sebagai pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Dan nirmana dapat diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra, trimatra yang mempunyai nilai keindahan. nirmana disebut juga ilmu tatarupa

Nirmana adalah penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana juga dapat diartikan sebagai hasil imajinasi dalam bentuk dua dimensi dan tiga dimensi yang mempunyai nilai keindahan

A. Jenis-jenis Nirmana
Nirmana dibagi menjadi dua kelompok yakni pertama adalah nirmana 2 dimensi (dwimatra) atau dikenal sebagai nirmana datar dan kedua adalah nirmana 3 dimensi (trimatra) atau dikenal sebagai nirmana ruang.


MEMAHAMI EXPOSURE, SHUTTER SPEED, APERTURE & ISO DALAM FOTOGRAFI

Pelajari di www.10pintu.blogspot.com

contoh foto perbandingan exposure compensation (under, standard & over exposed)

Fotografer kenamaan, Bryan Peterson, telah menulis sebuah buku berjudul Understanding Exposure yang didalamnya diterangkan konsep exposure secara mudah. Peterson member ilustrasi tentang tiga elemen yang harus diketahui untuk memahami exposure, dia menamai hubungan ketiganya sebagai sebuah Segitiga Fotografi. Setiap elemen dalam segitiga fotografi ini berhubungan dengan cahaya, bagaimana cahaya masuk dan berinteraksi dengan kamera.

Ketiga elemen tersebut adalah:

ISO – ukuran seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya
Aperture – seberapa besar lensa terbuka saat foto diambil
Shutter Speed – rentang waktu “jendela’ didepan sensor kamera terbuka

Interaksi ketiga elemen inilah yang disebut exposure. Perubahan dalam salah satu elemen akan mengakibatkan perubahan dalam elemen lainnya.


Kamera saat ini sudah memiliki kemampuan melihat gambar dan menghitung exposure yang canggih. Bahkan informasi tentang kombinasi antara Shutter Speed, Aperture dan ISO dapat tergambarkan dengan sangat baik. Kamera DSLR ataupun kamera pocket/saku sudah memiliki fitur pilihan mode exposure, apakah itu otomatis, semi otomatis atau manual. 

Pada kamera DSLR terdapat mode Exposure (Manual) dan Otomatis (Automatic, Program, Aperture Priority dan Shutter Speed Priority). Silahkan membuka kembali buku manual kamera masing-masing untuk mengatur mode-mode tersebut pada kamera. 

Untuk menggunakan manual exposure, kamu harus memahami terlebih dahulu tentang Shutter Speed, Aperture dan ISO. Jika ketiganya dipahami, kamu bisa menuangkan air di dalam gelas tanpa harus tumpah ataupun kurang adalah hal yang mudah

Exposure Compensation
Exposure Compensation adalah sebuah fitur kamera untuk mengubah hasil perhitungan exposure baik dari manual ataupun auto expoosure. Biasanya disimbolkan dengan sebuah tanda EV +/-

indikator light meter kamera

Kapan kita dapat menggunakan Exposure Compensation? Adalah pada saat kita menggunakan auto/manual exposure, namun hasil foto lebih gelap/terang dari yang diinginkan sebelumnya. Maka naikkan Exposure Compensation sebesar +1EV dan begitu juga sebaliknya, jika ingin foto lebih gelap, turunkan menjadi -1EV atau lebih. 

Rumus Exposure = Shutter Speed + Aperture + ISO = Exposure

Exposure Compensation bukan bagian dari faktor penentu exposure. Exposure Compensation hanya mengubah hasil perhitungan auto exposure saja. Jika kita menerapkan Exposure Compensation positif, maka hasil perhitungan auto exposure kamera akan lebih terang daripada sebelumnya. Jika kita menerapkan Exposure Compensation negatif, maka hasil perhitungan auto exposure akan lebih gelap dari sebelumnya.


Tipografi

Tipografi

Tipografi, seni cetak atau tata huruf adalah suatu kesenian dan teknik memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, guna kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
Tipografi Dikenal pula seni rupa huruf (type design), yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama. Dalam seni rupa huruf, pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan.


Modul tipografi disini
DMCA.com Protection Status
Disclaimer Privacy Policy