Halaman

PRINSIP-PRINSIP DESAIN GRAFIS PERCETAKAN

PRINSIP-PRINSIP DESAIN GRAFIS PERCETAKAN

Untuk menghasilkan desain yang berkualitas diperlukan pertimbangan dalam mengorganisasikan elemen-elemen grafis sesuai dengan prinsip-prinsip desain secara tepat. Menurut Stephen McElroy, ciri desain yang kreatif adalah dapat menarik perhatian pembaca, tulisan di dalamnya mudah dibaca dan dimengerti, informasi tulisan dilengkapi dengan informasi visual, dapat mengangkat intisari tulisan tersebut dan dapat menceritakan suasana setempat dan perasaan orang yang bersangkutan.

Beberapa pendapat mengenai prinsip-prinsip desain pada dasarnya tidak jauh berbeda satu sama lain. Yang terpenting adalah bahwa jika prinsip diikuti secara ketat dan detail maka peluang untuk menghasilkan karya grafis yang berkualitas akan semakin besar.



Perhatikan bagan berikut ini




1. KESEIMBANGAN

Keseimbangan (balance) dalam Sunaryo (2002: 39) merupakan prinsip desain yang berkaitan dengan pengaturan “bobot” akibat “gaya berat” dan letak kedudukan bagian-bagian, sehingga susunan dalam keadaan seimbang. Tidak adanya keseimbangan dalam suatu komposisi akan terganggu, sebaliknya, keseimbangan yang baik memberikan perasaan tenang dan menarik, serta menjaga keutuhan komposisi.
Ada dua jenis keseimbangan tata letak desain yang bisa diterapkan:

Keseimbangan simetris/formal
Keseimbangan simetris terjadi apabila berat visual dari elemen-elemen desain terbagi secara merata baik dari segi horizontal, vertikal, maupun radial. Gaya ini mengandalkan keseimbangan berupa dua elemen yang mirip dari dua sisi yang berbeda.
Kondisi pada keseimbangan simetris adalah gaya umum yang sering digunakan untuk mencapai suatu keseimbangan dalam desain. Keseimbangan simetris mudah diterapkan dan keseimbangan simetris sulit untuk membangkitkan emosi dari pembaca visual karena terkesan “terlalu direncanakan”.

Contoh poster keseimbangan simetris

poster diatas dirangkai dengan perpaduan elemen visual secara simetris antara kiri dan kanan. Elemen-elemen desain di bagian kiri di seimbangkan dengan elemen lain dibagian kanan secara serupa seperti cermin.

Keseimbangan asimetris/non formal
Keseimbangan asimetris terjadi ketika berat visual dari elemen desainyang tidak merata di poros tengah halaman. Gaya ini mengandalkan visual seperti skala, kontras, warna untuk mencapai keseimbangan dengan tidak beraturan.Untuk menerapkan keseimbangan asimetris perlu banyak latihan, keseimbangan asimetris lebih mungkin untuk menggugah emosi pembaca visual karena ketegangan visual yang dihasilkannya.

Type keseimbangan asimetris
– Keseimbangan dalam warna
– Keseimbangan dalam bentuk dan ukuran
– Keseimbangan dalam posisi
– Keseimbangan dalam nilai warna dan tekstur

Contoh poster keseimbangan asimetris
Poster diatas menggunakan gaya asimetris berupa kontras dan skala. Elemen tangan berwarna hitam berukuran besar diseimbangkan dengan teks Flawless berwarna hitam namun berukuran kecil.

Keseimbangan Radial
meskipun hampir mirip dengan keseimbangan simetris, namun kesan yang ditampilkan seperti ada pancaran dari tengah lingkaran, kesimbangan radial sangat mudah ditangkap mata karena seakan diarahkan fokus ke titik pusat lingkaran, contoh desain seperti ini



2. IRAMA

Irama (rhythm) merupakan pengaturan unsur atau unsur-unsur rupa secaraberulang dan berekelanjutan, sehingga bentuk yang tercipta memiliki kesatuan arah dan gerak yang membangkitkan keterpaduan bagian-bagiannya. Peruangan yang teratur itu dapat mengenai jarak bagian-bagian, raut, warna, ukuran, dan arah yang ditata. Terulangnya sesuai secara teratur memberi kesan keterkaitan peristiwa, oleh hukum, sesuatu yang ditaati, sesuatu yang berdisiplin (Djelantik dalam Sunaryo 2002: 35). Irama yang diciptakan dalam sebuah karya seni dimaksudkan untuk memperoleh efek gerak ritmis, menghindarkan kemonotonan dan memberikan kesan keutuhan yang kuat (Djelantik dalam Sumurung, 2010: 36).



3. PENEKANAN (EMPHASIS)

Setiap bentuk desain ada hal yang perlu ditonjolkan lebih dari yang lain. Tujuan utama dari penekanan ini adalah untuk mewujudkan hal itu sehingga dapat mengarahkan pandangan khalayak sehingga apa yang mau disampaikan tersalur.




4. KESATUAN (UNITY)

Kesatuan (unity) menurut Sunaryo (2002: 31) merupakan prinsip pengorganisasian unsur-unsur rupa yang paling mendasar. Prisnip kesatuan diperoleh dengan terpenuhinya prinsip-prinsip yang lain. Kesatuan merupakan prinsip desain yang berperan paling menentukan, sebagai prinsip induk yang membawahkan prinsip-prinsip desain lainnya. Tidak adanya kesatuan dalam suatu tatanan mengakibatkan kekacauan, ruwet, atau cerai-berai tak terkoordinasi.Nilai kesatuan dalam suatu bentuk bukan ditentukan oleh jumlah bagian-bagiannya. Kesatuan bukan sekadar kuantitas bagian, melainkan lebih menunjuk pada kualitas hubungan bagian-bagian.

Tidak ada komentar:

DMCA.com Protection Status
Disclaimer Privacy Policy