Halaman

Tampilkan postingan dengan label Teknik Pengolahan Audio Video. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teknik Pengolahan Audio Video. Tampilkan semua postingan

Soal UKK Produktif Multimedia P1

            SOAL/TUGAS 2154-P1-SPK-Multimedia

 Judul Tugas       : Buatlah sebuah desain poster dengan bahan yang ada dilingkungan sekolah dengan ketentuan sebagai berikut:

Langkah Kerja   :

         1. Tema yang diangkat  sebagai Judul Tugas antara lain tentang (pilih salah satu):

          a. Siswa SMK peduli Bahaya Narkoba

          b. Siswa SMK peduli Pernikahan Dini

          c. Siswa SMK peduli Sekolah Sehat

          2. Buatlah sketsa kasar poster dikertas gambar yang didalamnya sudah termasuk typografi, warna dan layout

          3. Buatlah sketsa logo beserta konsepnya

          4. Gambar yang diintegrasikan dalam desain adalah hasil pengambilan gambar menggunakan kamera digital

          5. Tambahkan teks dalam desain poster sesuai tema dengan diberi efek

          6. Buatlah Logo sesuai dengan tema yang dipilih menggunakan aplikasi pengolah vector atau bitmap.

          7. Lembar kerja desain menggunakan ukuran A3 atau A4 sesuai dengan ketersediaan jenis printer

          8. Tempatkan logo yang telah dibuat dalam area desain yang mencerminkan keserasian.

          9. Cetaklah hasil desain dengan menyertakan bleed

          10. Tempatkan hasil desain poster dalam sebuah frame/pigura.

          11. Keseluruhan produk yang Anda buat harus memperhatikan:

        a.Durasi waktu yang disediakan

        b. Keselamatan kerja

        c. Kesesuaian tema

        d. Keindahan

        e. Keaslian

 

Materi Poster klik disini

Materi Kerja klik disini

Soal dan Instrumen UKK 2020-2021 klik disini

Stop Motion


Teknik Stop Motion pada Video

Stop Motion merupakan teknik Video untuk menjadikan objek yang dimanipulasi secara fisik agar terlihat bergerak sendiri. Setiap pergerakan dari objek tersebut difoto (frame individual), sehingga menciptakan ilusi gerakan ketika serangkaian frame dimainkan berurutan secara berkesinambungan. Perlu diketahui, teknik ini pertama kali ditemukan oleh stuart blakton pada tahun 1906 yaitu dengan menggambar ekspresi wajah sebuah tokoh kartun pada papan tulis, diambil gambarnya dengan still camera, kemudian dihapus untuk menggambar ekspresi wajah selanjutnya. Tehnik stop-motion ini sering digunakan dalam visual effect untuk film-film di era tahun 50-60-an bahkan sampai saat ini.

Jika anda yang tidak memiliki dasar animasi atau tidak mengerti sama sekali mengenai animasi tetapi ingin sekali mencoba membuat video animasi, stop motionlah jawabannya. Sebenarnya untuk membuat animasi stop motion, tidak dibutuhkan pengetahuan akan aplikasi – aplikasi editing video yang rumit. Cukup mengerti cara operasi dari iMovie, Windows Movie Maker, After Effect, atau aplikasi pengedit video lain di handphone android seperti Stop Motion Studio, PicPac Stop Motion & TimeLapse, Stop-Motion Movie Creator dan lain lain. Apa saja yang dibutuhkan untuk membuat Video stop motion? Yang pasti sebuah kamera, kreativitas, dan alur cerita.

Untuk hasil yang lebih baik, disarankan menggunakan kamera SLR atau kamera pocket. Namun, dari kamera handphone anda juga dapat mencobanya.


Persiapkan objek.

Objek yang dimaksud adalah aktor atau aktris yang akan ada di film animasi. Objek dapat berupa clay, lego, origami, kertas, manusia atau apapun yang bersifat fleksibel.

Alur cerita.

Story board dari video animasi adalah hal terpenting yang akan mempermudah proses dari  pembuatan animasi stop motion kamu.

Buat detail pergerakannya.

Jika ada adegan – adegan dengan efek spesial, pastikan anda menulis detailnya sehingga saat melakukan pemotretan tidak terganggu dan bisa sekali jalan.

Mengatur dan menandai.

Tandailah objek. Dari mana anda ingin memulai, dan di mana ingin mengakhiri pergerakannya. Tentukan juga viewnya dari kamera.

Siapkan kamera di posisi yang telah ditentukan.

Taruhlah kamera di tripod atau jika anda tidak memiliki tripod, bisa mengakali dengan menggunakan tumpukan buku sebagai penyangga. Usahakan agar kamera tidak berpindah tempat dari awal hingga akhir pengambilan gambar.

Pengaturan cahaya.

Aturlah pencahayaan dari tempat di mana anda membuat animasi stop motion . Usahakan agar tidak terlalu terang, juga tidak terlalu gelap supaya hasil akhirnya baik.

 

Slow Motion (Slow-Mo)

“Perkembangan teknologi kamera di smartphone benar-benar sangat cepat, sehingga kini setiap orang bisa membuat konten foto yang epik dalam berbagai momen kesehariannya,”

Menurutnya, banyak momen dalam keseharian yang berjalan begitu cepat dan terlewat begitu saja dari pandangan kita. Padahal, momen tersebut dapat terlihat begitu menakjubkan ketika tertangkap oleh kamera. Hasil tangkapan kamera tersebut juga dapat menjadi konten yang menarik di media, maupun sosial media -hingga mendapatkan komen dan disukai oleh ribuah hingga jutaan orang.


Slow Motion

Bayangkan kamu adalah sutradara film. Kamu ingin menunjukkan kepada penonton sesuatu yang penting pada salah satu adegan. Misalnya saja saat adegan berkelahi, bertemunya pasangan yang sudah lama terpisah, dan lainnya.

Ada sejumlah teknik sinematografi yang bisa diterapkan. Salah satu yang paling populer adalah dengan slow-mo, sehingga adegan terlihat lebih epik atau dramatis dan terus teringat di benak penonton.

Asal mulanya adalah dari kata slow motion, gerak lambat, yang kemudian sering disingkat menjadi slow-mo atau slo-mo. Slow motion adalah efek dalam pembuatan video dimana waktu tampaknya diperlambat. Para pemeran atau karakter di film sebenarnya bergerak seperti biasa saja, tidak benar-benar memperlambat gerakanya. Namun yang terasa oleh penonton adalah slow motion.

Berdasarkan beberapa referensi, teknik ini diciptakan oleh Profesor August Musger, fisikawan sekaligus pendeta Austria,  pada awal abad ke-20. Jadi, ini pada dasarnya bukanlah hal yang baru. Tetapi, perkembangannya dibanding zaman dulu jelas mengalami peningkatan yang signifikan.

Di tahun 1990-an, teknologi film masih primitif. Gambar masih jelek dengan efek flicker (kedipan) yang cukup mengganggu. Kemudian Musger coba mengakali dengan membuat gerakan terus menerus, atau membiarkan film bergerak dengan rana terbuka, di dalam proyektor.

Inovasinya tersebut rupanya memiliki efek samping di luar perkiraan. Dengan memotret pada 32 frame per detik –  dua kali kecepatan normal — selama perekaman dan memainkannya kembali pada frekuensi gambar biasa, bisa menghasilkan adegan gerakan menjadi lambat .

Pada waktu itu, Musger tidak melihat ini sebagai selling point dan sepertinya tidak sadar telah menciptakan karya yang tidak biasa di mana penggunannya pun lebih untuk tujuan ilmiah. Ia wafat pada 1929 tanpa melihat efek penemuannya terhadap dunia film. Tetapi jika masih hidup hari ini, mungkin Musger akan senang gerakan lambat adalah salah satu teknik sinematografi yang paling banyak digunakan.




Menjernihkan Suara Dengan Adobe Audition

Menjernihkan Suara Dengan Adobe Audition

Sebelum kita mulai, siapkan hal-hal berikut ini.

Komputer(pastinya), Adobe audition tidak membutuhkan komputer dengan spesifikasi yang benar-benar besar.

Merekam Suara

Rekam dengan alat yang sederhana saja, seperti handphone atau microphone. Anda bisa merekamnya di mana saja, seperti di kamar, taman, atau bahkan di sekolah. Tidak perlu terburu-buru untuk merekam. Justru jika ada jeda sedikit pada rekaman anda, akan membantu kita nantinya untuk menjernihkan suara dari noise.

Selesai? Simpanlah di tempat yang aman dan mudah diingat.

Menjernihkan Suara

Buka Adobe Audition anda. Klik File > Open (atau ctrl + O) dan cari file hasil rekaman anda, atau seret dan taruh file suara anda ke jendela Audition.


Di contoh rekaman di atas, anda bisa melihat ada beberapa detik ‘hening’ pada rekaman suara, 1,5 detik sebelum dialog tersebut dimulai. Jadi, sebelum teman saya mulai bicara, kami biarkan rekorder kami merekam keheningan selama beberapa detik. Buat apa? Sebenarnya, kita bukan hanya sekedar merekam ‘keheningan’, melainkan merekam noise dan kebisingan yang ada pada lingkungan. luangkan waktu sejenak beberapa detik saja sebelum dialog/suara itu dimulai.

Noise atau kebisingan yang sudah kita rekam itu, akan sangat berguna nantinya.

Klik dan seret untuk memilih area yang akan diambil noise-nya. Saya pilih 1,5 detik awal suara tadi.


 


Bagian suara yang telah dipilih untuk diambil sampel noisenya

Lalu buka menu Effects > Noise reduction / restoration > Capture noise print. Ini akan mengambil sampel noise yang kita pilih tadi.

Masih di jendela editor, pilih bagian mana pada suara anda yang ingin dijernihkan. Kalau saya, pilih semuanya. Tekan ctrl + A.

 


Lalu buka lagi menu Effects > Noise reduction / restoration > Noise reduction (process) .

 


Lalu klik “Apply”. Dan coba play rekaman anda dengan menekan tombol spasi.

Tada! Noise dan bising pada suara anda telah lenyap!

Selesai? Belum. Masih ada cara selanjutnya untuk memperbagus kualitas rekaman suara anda.

Di bagian “effects rack”, klik tombol yang ditunjuk pada gambar ini,

 

Klik tombol tersebut > Filter and EQ > Parametric Equalizer…

Muncul jendela baru untuk mengatur Parametric Equalizer.

 


Nah, di jendela ini, anda bisa mengatur equalizer untuk memperbagus rekaman suara anda. Kalau anda bingung dengan setting manualnya, Parametric Equalizer menyediakan preset untuk jenis rekaman anda. Ada preset untuk gitar akustik, Radio, sampai yang sekadar pengoptimal vokal.

 

Karena jenis rekaman saya adalah vokal, saya pilih “Vocal Enhancer”,


Secara otomatis preset tersebut akan mengatur setting Parametric Equalizer sesuai dengan preset yang anda pilih.

 

Tutup jendela equalizer, klik apply pada Effects rack


Cobalah tes mainkan suaranya. Masih kurang puas? Anda bisa mengutak-atik Equalizer-nya secara manual. Dan masih banyak efek lagi yang bisa dicoba.

Mengekspor file

Selesai menghilangkan noise dan mengoptimalkan suara, saatnya diekspor menjadi file suara yang baru.

Buka menu File > Export > File…


Di sini anda bisa menentukan di mana file akan disimpan, memberi nama pada file, dan memilih format file suara anda. Anda bisa ikuti setting yang saya tentukan, atau utak-atik sendiri. Lalu klik OK.

 



Videografi

PENGERTIAN VIDEOGRAFI

Videografi merupakan media yang digunakan untuk merekam kejadian menjadi satu gambar dalam bentuk suara atau video.

Untuk membuat videografi yang berkualitas, dibutuhkan keahlian dan pengetahuan yang mendalam mengenai teknik pengambilan gambar, karena hasil videografi dapat dinikmati oleh semua orang.

Dalam videografi, kejadian yang direkam dapat diedit sesuai kebutuhan. Video tersebut dapat ditambahkan berbagai efek dan filter yang mendalam, tambahan suara, teks dan sebagainya.

Editing dapat dilakukan menggunakan aplikasi khusus yang banyak tersedia saat ini. Setelah pengeditan selesai video dapat dibagikan sebagai konten Youtube atau kebutuhan lainnya.

Saat ini kebutuhan akan pembuatan videografi semakin meningkat. Videografi bukan hanya digunakan dalam industri hiburan saja, namun berbagai pekerjaan dapat dikemas menjadi video yang menarik.

Salah satunya videografi mengenai pemasaran, promosi, tutorial, travelling, dan masih banyak lagi.

 

Tujuan videografi adalah untuk membuat video yang menarik. Semua orang dapat membuat videografi sesuai kebutuhan masing-masing.

Videografi dapat digunakan untuk instansi, perusahaan, organisasi, maupun individu.

 

SEJARAH VIDEOGRAFI

Seni videografi mengalami perkembangan seiring kemajuan zaman. Diawali dengan ditemukanya kamera fotografi dan film siluloid pada abad ke 16.

Penemuan ini dari kotak kayu, pada bagian kotak tersebut terdapat lensa obsscure. Lensa tersebut menjadi lubang kecil yang berada di tengah kotak atau sebagai center.

Dari film siluloid ditemukan ilusi gambar tetap. Ilusi tersebut dihasilkan bukan dari gerakan. Sehingga membuat videografi semakin berkembang dengan munculnya motion picture oleh Thomas Alva Edison. Beliau juga menciptakan kinetiscope yang dikembangkan oleh Lumiere.

Perkembangan terus dilakukan, hingga akhirnya Thomas Alva Edison bersama Lumiere berhasil menemukan videografi dengan menggabungkan kamera dan proyektor menjadi satu kesatuan untuk memproduksi film.

Seiring berkembangnya videografi, muncul telekomunikasi. Telekomunikasi mulai berkembang dari bentuk telegram pada tahun 1844.

Selanjutnya pada tahun 1876, ditemukan telepon sebagai alat komunikasi. Tahun 1880 ditemukan gelombang elektromagnetik dan 4 tahun setelahnya ditemukan TV mekanik.

Awal dari munculnya film bioskop pada tahun 1894 yang pada saat itu disaksikan secara bersama-sama. Pada tahun 1895 mulai muncul pesan yang disampaikan melalui radio.

Hingga akhirnya berhasil muncul siaran radio. Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, pada tahun 1941 muncul TV komersial yang digunakan untuk berbagai kebutuhan hingga sekarang.

 

TEKNIK DALAM VIDEOGRAFI

Pengambilan video dalam videografi harus memerhatikan teknik videografi yang benar. Adanya teknik tersebut, video yang dihasilkan akan lebih berkualitas dan dapat dinikmati oleh semua orang.

Dalam videografi pengetahuan akan jenis kamera, jenis lensa, dan cara kerjanya menjadi hal penting yang harus dipelajari pula.

Teknik pengambilan gambar dalam videografi meliputi:

 

1. Teknik pengambilan adegan

Untuk menghasilkan video yang baik, adegan diambil secara konsisten dan beratur. Saat proses pembuatan video lebih baik menggunakan kamera lebih dari satu.

Hal ini bertujuan untuk mengmbil gambar dari segala arah termasuk di ruang terbuka. Saat pengambilan gambar harus memperhatikan posisi untuk menjaga keseimbangan gambar pada kamera.

Saat pengambilan gambar per subjek, pastikan posisi gambar dengan baik. Khususnya saat penyampaian pesan kepada orang lain, posisi kamera harus tepat dan sudut fokus dbuat dengan menarik, agar penonton dapat menikmati latar dalam video tersebut.

Jika semua gambar berisi subjek secara penuh, penonton bisa merasa jenuh saat melihatnya.

 

2. Teknik zoom atau perbesar gambar

Menggunakan teknik zoom harus diperhatikan dengan baik. Terlalu banyak zoom dapat membuat video kurang bagus.

Karena video terlihat amatir bahkan dapat membuat orang yang menontonya menjadi pusing dan tidak paham. Saat ingin mengambil gambar zoom, harus dilakukan secara perlahan dan harus tetap stabil.

Teknik zoom ini dapat merusak kualitas videografi jika tidak dilakukan dengan baik. Sehingga zoom tidak disarankan secara berlebihan, baik untuk optical zoom.

Jika ingin menggunakanya, harus dilakukan oleh orang yang sudah profesional di dunia videografi.

 

3. Teknik frame dan subjek gambar

Sebagian orang khawatir jika penempatan subjek tidak berada di tengah. Padahal hal tersebut tidak memengaruhi kualitas gambar jika dilakukan dengan baik.

Pengambilan subjek gambar harus disesuaikan dengan frame yang ada. Frame akan memberikan kesan menarik dan menyatu dengan sempurna.

Sebagai contoh jika subjek berada di ruang terbuka seperti taman, pengambilan gambar harus mencakup taman tersebut karena taman merupakan frame dari subjek.

Jika video hanya fokus pada subjek, akan terkesan membosankan dan penonton tidak dapat menikmati keindahan di sekitar lokasi. Frame juga dapat memberikan nilai plus pada videografi.

 

4. Teknik pengambilan detail

Dalam videografi teknik pengambilan latar belakang dengan wide shot harus diperhatikan. Hal tersebut karena wide shot dapat digunakan untuk memberikan petunjuk akan lokasi dan  tempat yang lebih spesifik.

Untuk mendapatkan wide shot yang bagus, harus fokus pada hal detail seperti lampu, lentera, perahu, dan sebagainya.

Melalui hal yang mendetail tersebut, videografi dapat menyampaikan pesan khusus kepada penonton. Serta memberikan penekanan kepada subjek tertentu. Namun, pastikan subjek tersebut sesuai dengan konsep dari video yang dibuat.

 

5. Teknik pengambilan angle

Untuk mengambil gambar dengan angle yang berbeda dapat menggunakan footage. Teknik ini dapat dilakukan jika gambar tidak bisa dimasukan saat editing.

Agar mendapatkan hasil yang maksimal, pengambilan video harus memperhatikan jarak pandang ke atas dan ke bawah.

Dengan angle yang berbeda, hasil video yang dibuat lebih menarik. Angle juga dapat memberikan detail terhadap subjek tertentu. Serta dapat menyampaikan informasi kepada penonton.

 

6. Hindari backlight

Backlight merupakan cahaya matahari yang membelakangi subjek. Sehingga pencahayaan menjadi gelap atau kontras. Backlight dapat membuat gambar terlihat tidak jelas.

Sehingga kondisi kamera harus diperhatikan atau dapat memperbaiki situasi di lokasi syuting. Backlight dapat menghasilkan video yang tidak jelas dan tidak bisa fokus pada subjek yang dituju.

Dengan kemajuan teknologi, backlight dapat diatasi dengan menggunakan kamera yang canggih.

Saat ini kamera sudah dilengkapi dengan fitur pengaturan cahaya untuk mengurangi efek backlight saat situasi pengembilan gambar tidak bisa diubah.

 

7. Tidak menggunakan effects

Kebanyak video menggunakan efek sephia atau effects spesial lainnya, sehingga video tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas video.

Khususnya saat video ingin dizoom atau diperbesar. Pemberian efek biasanya membuat video menjadi pecah atau buram.

Hindari penggunakan efek pada video. Untuk membuat videografi menarik tanpa menggunakan efek, bisa menggunakan software editing yang ringan.

Karena saat ini ada banyak aplikasi edit video tanpa mengurangi kualitas dari video aslinya.

Demi menghasilkan videografi yang sempura dibutuhkan teknik yang tepat dan profesional. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah penerangan. Penerangan yang baik dapat diciptakan secara alami, melalui kamera, ataupun dengan setting lokasi yang sesuai.

  

Teknik Pengambilan Gambar Berdasarkan Ukuran Gambar

 


10 Teknik Pengambilan Gambar Berdasarkan Ukuran Gambar

Besar kecilnya ukurang gambar tak lepas dari tujuan pengambilan gambar itu sendiri. Dalam hal ini berguna untuk memperjelas situasi, kondisi, maupun emosi obyek gambar. Ada 10 teknik pengambilan gambar berdasarkan ukuran gambarnya, yaitu:

1. Extreme Close Up (ECU)

Merupakan pengambilang gambar dari jarak sangat dekat, hingga pori-pori kulit pun bisa terlihat. Tujuannya agar obyek menjadi sangat-sangat jelas.

2. Big Close Up (BCU)

Untuk menunjukan ekspresi dari obyek, maka digunakan teknik big close up. Sasarannya adalah dari atas kepala hingga dagu obyek.

3. Close Up (CU)

Close Up dilakukan dengan mengambil gambar atas kepala obyek hingga bawah leher. Tujuannya agar wajah obyek nampak lebih jelas.

4. Medium Close Up (MCU)

Teknik ini bertujuan mempertegas gambaran profil seseorang. Pengambillannya dengan menyorot dari kepala hingga dada.

5. Medium Shot (MS)

Agar sosok orang semakin jelas maka teknik ini dilakukan. Sasarannya mulai kepala hingga pinggang.

6. Full Shot (FS)

Teknik ini memperlihatkan seluruh tubuh obyek, dari kepala hingga kaki.

7. Long Shoot (LS)

Untuk menunjukkan obyek sekaligus latar belakangnya, digunakan teknik Long Shoot.

8. One Shoot (1S)

Teknik one shoot adalah teknik shooting untuk menampilkan satu obyek saja.

9. Two Shoot (2S)

Lebih luas dari teknik sebelumnya, S2 ini menampilkan adegan dua obyek yang terlibat percakapan.

10. Group Shoot (GS)

Teknik Group Shoot mengambil gambar kumpulan orang. Seperti adegan pasukan, kerumunan orang dan sebagainya.



Teknik Pengambilan Gambar Berdasarkan Sudut Gambar (Angle)

7 Teknik Pengambilan Gambar Berdasarkan Sudut Gambar/Angle


Berdasarkan sudut pengambilan gambarnya, teknik syuting ada 7 macam yaitu:

1.    Frog Eye


Teknik shooting ini mengambil gambar dengan posisi kamera disejajarkan dengan bagian alas/bawah obyek dan posisinya lebih rendah dari dasar obyek. Hasilnya gambar yang diambil akan menjadi sangat besar. Subyek pengambil gambat menjasi serasa mengecil dan obyek gambar memiliki kesan agung, angkuh maupun kokoh.

2.    Low Angle


Merupakan pengambilan gambar dengan sudut arah bawah obyek yang memberikan kesan obyek membesar.

3.    Eye Level


Teknik ini mengambil posisi sejajar dengan obyek. Dengan teknik Eye Level maka gambar yang direkam menunjukkan tangkapan pandangan mata orang yang berdiri sejajar dengna obyek. Ketinggian dan besarnya obyek jadi sama dengan subjek dan disebut juga teknik normal shoot.

4. High Angle


Teknik pengambilan gambar High Angle mengambil posisi di atas obyek. Hasilnya obyek shooting menjadi lebih kecil. Hasil gambarnya menjadi dramatis dan terkesan kerdil.

5. Bird Eye


Teknik Bird Eye (mata burung) merupakan teknik shooting dengan memposisikan juru kamera di atas ketinggian dalam merekam obyek. Hasilnya gambar yang tampak akan menunjukkan lingkungan sekitar lebih luas. Benda-benda lainnya di sekitar obyek juga akan tampak dalam ukuran kecil.

6. Slanted


Teknik shooting ini mengambil sudut yang tidak frontal dari depan ataupun dari samping obyek. Tapi mengambil sudut 45’ terhadap obyek. Hasilnya obyek lain akan masuk dalam rekaman kamera.

7. Over Shoulder


Teknik shooting ini mengambil gambar dari arah belakang bahu obyek. Akibatnya obyek hanya nampak bagian bahu atau kepalanya saja. Biasanya teknik ini dipakai untuk menunjukkan bahwa obyek sedang melihat sesuatu ataupun sedang berbincang-bincang.

 

 


Proses Perekaman Audio Digital

 Proses Perekaman Audio Digital

Proses perekaman digital secara mekanik jauh lebih sederhana, tetapi sangat banyak melibatkan elektronika. Sinyal masukan dicuplik 1000 kali /detik dan setiap potongan akustik yang dicuplik tadi masing-masing diberi angka digital, yang berisikan nomor 0 dan 1.


Secara teori, pengubah analog ke digital (ADC converter) menerima masukan analog dan merubahnya menjadi sekelompok angka kombinasi 0 dan 1. Sedangkan pengubah digital ke analog (digital-to-analog converter / DAC) berfungsi mengubah sinyal digital ke analog.

Sampling rate adalah kecepatan pengambilan sampel atau berapa banyak suara dipotong dalam satu detik. Sampling rate merupakan faktor utama pada seberapa baik sebuah suara dapat melalui proses digitalisasi. CD dikopi atau disampel pada 44,1 K atau 44.100 kali/detik, dan itu menjadi standard industri. Beberapa format menggunakan sampling dampai 48 K.

Proses Perekaman. Sumber suara diterima oleh mikrofon, yang mana mikrofon mengubah sinyal suara menjadi sinyal listrik audio. Sinyal listrik audio kemudian dikirimkan ke low pass filter (filter untuk melewatkan frekuensi rendah / suara). Setelah melalui proses ini, dilakukan sampling oleh (ADC). Keluaran dari ADC ini sudah merupakan sinyal digital 0 dan 1. Sinyal 0 dan 1 tersebut kemudian disimpan secara berurutan ke media menyimpanan.

Proses Playback. Pada proses playback (pemutaran ulang), Data 0 dan 1 tadi, diambil juga secara berurutan, sehingga diperoleh data yang sama dengan data yang tadi disimpan. Data digital 0 dan 1 kemudian dikirimkan ke DAC (digital to analog converter), disini merupakan kebalikan dari ADC. Output dari DAC sudah merupakan sinyal audio analog, kemudian dikirimkan ke Low Pass Filter. Output dari LPF masih sangat kecil, sehingga dilakukan penguatan oleh amplifier kemudian dikirimkan ke Loudspeaker.

Mesin tape digital menggunakan pemindahan mekanik dan tape plastik sebagai sebuah media penyimpanan informasi digital. Alesis ADAT dan Tascam DA-88 adalah contoh digital track ganda yang tidak terlalu mahal.

Cara lain yang dapat diterima adalah perekam hard disk. Beberapa diantaranya memakai komputer dengan software sebagai pengontrol yang canggih, seperti digi-design dan soundscape, sementara yang lainnya memberikan kotak tempat hard disk untuk menyimpan, seperti Emu Darwin, Vestax dan Akai.

Ukuran hard disk membatasi lama waktu perekaman. Pencarian menjadi sangat cepat, begitu pula saat melakukan pengeditan. Ketika cara ini dipadukan dengan komputer sebagai antar muka, didapatkan sebuah processor musik yang tangguh.

 



7 Tips Teknik Videografi

 7 Tips Teknik Videografi

Bagaimana teknik pengambilan video layaknya videografer andal? Dalam pengambilan sebuah gambar, kreator film memang harus bergantung pada kemampuannya mengambil angle yang bagus dan mampu menarik perhatian penontonnya. Sama seperti teknik fotografi, kamu juga harus mengetahui teknik dasar membuat video yang bagus.

Video yang berkualitas tersusun dari berbagai teknik videografi yang dirangkai dengan apik oleh sang videografer.Salah satu teknik yang harus dikuasai adalah teknik framing videografi. Teknik ini mengharuskan videografer mengambil gambar dengan menentukan ukuran gambar sesuai kebutuhan video/ film yang digarap.  Berikut adalah 7 Tips Teknik Videografi Untuk Pemula layaknya seorang profesional.

 

1. Ambil gambar per adegan

Ketika menjalani syuting usahakan untuk memiliki lebih dari satu kamera. Hal ini diperuntukkan bagi kamu yang ingin mengambil dari arah yang berbeda terutama jika kamu mengambil gambar di acara interview. Ketika mengambil gambar di ruangan terbuka dan ramai pun, kamu harus perhatikan untuk menjaga kestabilan gambar kamu. Ingatlah kalau kamu berkewajiban menyampaikan pesan kepada penonton jadi cobalah mengambil gambar dari sudut yang yang fokus dan tidak membuat jenuh penonton. 

 

2.Hindari menggunakan zoom

Menggunakan terlalu banyak teknik zoom adalah masalah yang seringkali terjadi bagi pemula. Dampak dari penggunaan terlalu banyak zoom dalam pengambilan gambar adalah video akan terlihat amatir dan bahkan bisa membuat penonton pusing. Jika sangat terpaksa kamu ingin melakukan zoom, lakukan dengan perlahan dan tetap stabil. Teknik zoom juga sangat tidak disarankan karena baik digital ataupun optical zoom akan merusak kualitas video yang sudah kamu rekam.

 

3.Isilah frame dengan subjek gambar

Ambillah gambar kamu dengan baik, dan jangan takut untuk menempatkan subyek tidak di tengah gambar. Sebagai contoh, jika kamu mengambil gambar anak-anak sedang berenang, akan lebih menarik jika kamu mengambil gambar dengan subyek tidak hanya di kolam renang. Namun, mulai dari perjalanannya hingga ke kolam renang. Dari situ kamu bisa mengambil gambar anak-anak sedang berbicara, tertawa atau saat menyelam.

 

4.Usahakan mengambil gambar yang mendetail

Kamu mungkin ingin mengambil latar belakang dengan wide shot untuk memberikan petunjuk lokasi, namun kamu juga harus lebih spesifik. Berfokuslah kepada hal-hal mendetail, seperti lentera di jalanan atau perahu di di laut. Dengan begitu, kamu bisa menyampaikan pesan yang pas kepada penonton dan penekanan terhadap suatu subyek.


5.Gunakan angle yang berbeda

Kamu bisa menggunakan footage dengan mengambil gambar dari beberapa kamera dan memasukkan gambar yang tidak biasa ke dalam hasil final. Dengan begitu, hasil rekaman kamu akan menjadi menarik dan tidak didapat di rekaman video manapun. Agar lebih maksimal, kamu bisa mengambil video dari jarak dekat dengan jarak pandang ke atas ke bawah jika dimungkinkan.

 

6.Hindari backlight.

Hanya karena kita bisa melihat wajah orang yang areal kepalanya ditutupi matahari, bukan berarti kamera juga memiliki kemampuan demikian. Backlight atau cahaya matahari yang membelakangi subyek ketika mengambil gambar seringkali membuat subyek tidak terlihat dengan jelas. Kamu bisa memperbaiki situasi tersebut dengan berpindah ke sudut yang lain. Namun, beberapa kamera sekarang bisa mengurangi efek backlight.

 

7.Jangan biasakan menggunakan banyak special effects

Mungkin terlihat keren jika kamu menemukan video dengan efek sephia namun percayalah special effects hanya akan membuat video yang dihasilkan tidak sesuai dengan kenyataan. Usahakan untuk merekam video tidak dengan special effects agar penonton bisa merasakan empati dari video tersebut. Namun, jika harus dilakukan pilihlah software edit film dengan efek yang ringan.Gunakan penerangan yang maksimalBukan rahasia lagi kalau saat mengambil gambar untuk video memiliki kemampuan penerangan yang lebih rendah daripada hanya sekedar mengambil foto. Maka dari itu, kamu diwajibkan memiliki penerangan yang maksimal jika merekam video di dalam ruangan dari berbagai sisi. Bukan hanya di dalam ruangan, kamu juga bisa menggunakan kertas putih agar cahaya bisa terpantulkan dengan jelas pada subjek yang akan direkam.

 

 

BERBAGAI ISTILAH DALAM DUNIA PERFILEMAN

BERBAGAI ISTILAH DALAM DUNIA PERFILEMAN

Amount:                                 

akumulasi biaya kebutuhan produksi

 

Artificial shot:                       

pengambilan gambar dengan lebih memperindah shoot sehigga lebih bernuansa    seni

 

Artificial light:                       

cahaya hasil rekaan / buatan./ Termasuk sumber cahaya dari lampu.

 

Aviable Light:                       

Cahaya yang berasal dari alam (nature). Termasuk cahaya matahari, bulan, ataupun cahaya yang berasal dari api.

 

Actor/actress:

Sebutan untuk Pemeran pria atau wanita

 

Agent (Agent Model):

seseorang yang dipekerjakan oleh satu atau lebih talent agency atau serikat pekerja untuk mewakili keanggotaan mereka dalam berbegosiasi kontrak individual yang termasuk gaji, kondisi kerja, dan keuntungan khusus yangtidak termasuk dalam standard guilds atau kontrak serikat kerja. Orang ini diharapkan oleh para aktor/aktris untuk mencarikan mereka pekerjaan dan membangun karir mereka.

 

Art Departement: 

bagian artistic, bertanggung jawab terhadap perancang set film. Seringkali bertanggung jawab untuk keseluruhan desain priduksi. Tugasnya biasanya dilaksanakan dengan kerjasama yang erat dengan sutradara dan cameraman.

 

Asst. Director:

seorang asisten sutradara film yang memperhatikan administrasi, hal yang penting sehingga departemen produksi selalumengetahui perkembangan terbaru proses pengambilan film. Ia bertanggung jawab akan kehadiran aktor/aktris pada saat dan tempat yang tepat, dan juga untuk melaksanakan instruksi sutradara.

 

Asst. Cameraman:

Orang yang bertugas membantu cameraman untuk pengambilan gambar.

 

Asst. Lighting:

Orang yang membantu chef atau pimpinan divisi lighting dalam penataan letak  cahaya lampu.

 

Art Director:

pengarah artistik dari sebuah produksi.

 

Asisten Produser:

seorang yang membantu produser dalam menjalankan tugasnya.

 

Back light:                             

sebagai cahaya tambahan, tapi berguna untuk menciptakan suasana ruang dibelakang adegan

 

Back light shot:                   

pengambilan gambar dengan posisi kamera berhadapan frontal dengan sumber cahaya didepannyasehingga memungkinkan terekamnya siluet

 

Big Close Up (BCU):          

pengambilan gambar dengan framing memusat pada salah satu bagian tubuh.

 

Bird Eye view:                      

seperti top angle akan tetapi lebih dramatis, seperti penglihata seekor burung dari atas.

 

Blur    :

efek hasil perekaman gambar sehingga tampak seperti tidak fokus dan tampak buram.

 

Breakdown budget:           

biaya masing-masing kebutuhan produksi dari masing-masing departemen, yang dirinci secara detail.

 

Budget Produksi:                

keseluruhan dana untuk produksi

 

B&W:  

membuat visualisasi warna menjadi hitam putih

 

Call sheet:                             

Lembaran catatan administrasi produksi berguna sebagai undangan atau pengingat jadwal produksi yang akan dilaksanakan pada hari berikutnya, yang diberikan kepada setiap kru pelaksana produksi dari sutradara hingga krun pendukung produksi yang bekerja paling bawah.

 

Camera Angle:       

teknis pengambilan gambar dari sudut pandang tertentu untuk mengeksp[ose adegan

 

Camera Report:                  

laporan pengiriman gambar dari departemen kamera yang nantinya berguna dalam proses editing, dimana terdapat catatan pengambilan gambar lengkap dengan status hasil gambar, not good atau ok atau mungkin sebagai choose.

 

Camera roll:                         

jadwal operator kamera melakukan pengambilan gambar.

 

Cast     :                                  

Pemeran

 

 

Casting:                                

step produksi yang dilakukan pada tahap praproduksi untuk memilih dan mendapatkan pemeran karakter yang sesuai dengan tuntutan sekenario dan sutradara.

 

Clapper board:                     

informasi mengebai scene, shot, dan tahe untuk mempermudahkan memilioh nhasil terbaik pada proses editing.

 

Close Up (CU):     

framing pengambilan gambar dimana kamera berada dekat atau terlihat dekat dengan subjek sehingga gambar yang dihasilkan atau gambar subjek memenuhi bruang frame

 

 Code in:                                

 tanda angka dalam detik sebagai informasi awal waktu dimulainya pengambilan gambar yang tertera pada LCD kamera atau monitor.

 

Code out:                              

Tanda angka dalam detik sebagai informasi akhir waktu pengambilan gambar yang tertera pada LCD kamera atau monitor.

 

Contact Person Lokasi:    

Nomor telfon yang bisa dihubungi oleh setiap pelaksana produksi (biasanya nomor telfon manager produksi atau line produser lainnya

 

Costume:                               

Baju atau atribut yang biasanya dipakai oleh cast

 

Crane:                                    

gerakan meninggi atau merendah dari dasar pijakan objek.

 

Crew Call:                              

jadwal pemanggilan crew produksi

 

Curiosity:                               

antisipasi dugaan dari penonton yang bisa memancing rasa penasaran atas sebuah adegan.

 

Colour Temperature:

apabila tombol AWB (Automatic White Balance) atau menggunakan sistem auto white balance maka akan tampil dan terbaca temperatur derajat kelvin (Ko). Tampilan derajat (Ko) seperti kebiruan, kemerahan, cahaya kurang atau berlebihan.

 

Cut In, Insert:

suatu shot yang disisipkan pada shot utama (master shot) dengan maksud untuk menunjukkan detil.

 

Cut Away, Intercut, Reaction Shot:

 shot action yang diambil pada saat yang sama sebagai reaksi dari shot utama

 

Cut On Direction:

suatu sambungan shot dimana shot pertama dipertunjukkan suatu obyek yang bergerak menuju ke suatu arah, shot berikutnya obyek lain yang mengikuti arah gerakan shot pertama

 

Cut On Movement:

sambungan shot dari suatu obyek yang bergerak ke arah yang sama, dengan latar belakang yang berbeda

 

Cut Rhime:

pergantian shot atau adegan dengan loncatan ruang dan waktu pada kejadian yang (hampir) sama dalam suasana yang berbeda.

 

CRAB:

gerakan kamera secara lateral atau menyamping, berjalan sejajar dengan subyek yang sedang bergerak. Crab Left: bergerak ke kiri. Crab Right: bergerak ke kanan.

 

CRANE:

gerakan kamera diatas katrol naik atau turun.

 

CAMERA PERSON:

orang yang mampu menggunakan kamera, memiliki pengalaman syuting untuk film dan mengerti cara pengambilan gambar yang bagus.

 

Camera Departement:

bertanggung jawab untuk memperoleh dan merawat semua peralatan kamera yang dibutuhkan untuk memfilmkan sebuah motion picture. Juga bertanggung jawab untuk penanganan film, pengisian film, dan berhubungan dengan laboratorium pemrosesan.

 

Cinematographer (Sinematografer):

penata Fotografi yaitu orang yang melaksanakan aspek teknis dari pencahayaan dan fotografi adegan. Sinematografer yang kreatif juga akan membantu sutradara dalam memilih sudut, penyusunan, dan rasa dari pencahayaan dan kamera.

 

Costume Designer:

orang yang merancang dan memastikan produksi kostum secara sementara maupun permanen untuk sebuah film.

 

Daily Production report      :        

       laporan produksi harian, berisi rencana produksi dan laporan pelaksanaan sesuai kondisi lapangan

 

Date of Production:            

       tanggal pelaksanaan produksi

 

Day:                                        

       hari produksi dilaksanakan, atau juga hari kebeberapa dalam pelaksanaan produksi

 

Day/Night:                             

       keterangan waktu pada script sebagai blue print mengenai waktu pelaksanaan produksi

 

Description:                          

       gambar adegan alur peristiwa yang telah dituliskan pada script.

 

Director’s Treatment:         

       konsep visualisasi cerita sebagai hasil penerjemahan sutradara atas sekenaro yang dipelajari.

 

Dolly:                                      

       alat yang digunakan untuk mendukung kamera saat pengambilan gambar yang kurang dinamis bila hanya mengandalkan tripod atau handheld operator kamera

 

Door Frame shot:                

       merupakan cara pengambilan gambar untuk mendapatkan footage.

 

Dramatik:                               

unsur karya film yang bisa membuat penonton selalu merasa ingin mengikuti cerita film itu hingga akhir

 

DOLLY/TRACK:

gerakan kamera di atas tripod atau dolly mendekati atau menjauhi subyek. Dolly In: mendekati subyek. Dolly Out: menjauhi subyek.

 

Dialogue Coach/Dialogue Director:

orang dalam set yang bertanggung jawab membantu para aktor/aktris dalam mempelajari kalimat mereka selama pembuatan film. Mungkin juga membantu pengaturan dialog saja.

  

Dress The Set :
Perintah untuk menempatkan banyak benda (misal lampu, asbak, bunga, atau lukisan) di set untuk memunculkan realitas.

 

Drift :
Ketika seorang aktor/aktris hampir tidak disadari bergerak keluar dari posisinya. Dapat juga berupa petunjuk untuk menghilang dengan suatu cara tertentu, dengan arti melakukan perlahan dan bertahap.

 

Dual Role :
Pemutaran lebih dari satu bagian peran seorang aktor/aktris dalam sebuah film yang sama.

 

Dubbing :
Perekaman suara manusia secara sinkron dengan gambar film. Suaranya mungkin atau mungkin tidak berasal dari aktor/aktris yang sesungguhnya serta bisa juga bahasa yang digunakan ketika film tersebut dibuat.
Dubbing biasanya diselesaikan dengan menggunakan Film Loops – bagian pendek dari sebuah gambar beserta dialognya dalam bentuk married print. Aktor/aktris menggunakan gambar dan soundtrack playback sebagai panduan untuk mensinkronkan gerakan bibir dalam gambar dengan perekaman suara terbaru. Umumnya digunakan untuk memperbaiki perekaman asli yang buruk., performa artistik yang tidak dapat diterima atau kemungkinan kesalahan dalam dialognya. Juga digunakan untuk perekaman lagu dan versi bahasa lain setelah proses pemfilman.

 

Dulling Spray :
Sebuah penyemprot aerosol yang menyisakan lapisan yang tidak mengkilat pada permukaan apapun dan tidak mengakibatkan penyilauan pada lensa kamera.

 

Durasi :

Waktu yang diberikan atau dijalankan

 

Dimmer :
Digunakan untuk mengontrol naik turunnya intensitas cahaya

 

Dissolve :
Teknik penumpukan gambar pada editing maupun syuting multi kamera

 

Depth of Field :
Area dimana seluruh obyek yang duterima oleh lensa dan kamera
muncul dengan fokus yang tepat. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh
jarak antara obyek dan kamera, focal length dari lensa dan f-stop

 

Dramatic Emotion :
Emosi gambar secara dramatis

 

Editing :
Proses pemotongan gambar

 

Editor :
Sebutan bagi seseorang yang berprofesi sebagai ahli pemotongan
gambar video dan audio.

 

Editorial Departement :
Divisi dimana semua potongan film yang telah dihasilkan digabungkan sehingga membentuk urutan yang koheren, kadang dengan bantuan asisten sutradara atau produser.

 

Electric Departement :
Bertanggung jawab terhadap penjagaan dan penyediaan segala alat elektrik. (misalnya: lampu, kabel, dan lain sebagainya) untuk kebutuhan film.

 

Electrician :
Orang yang bertanggung jawab terhadap penempatan dan penyesuaian cahaya serta menyediakan listrik sesuai kebutuhan tiap alat.

 

Exclusive Contract :
Kontrak yang menyatakan bahwa seseorang dapat bekerja hanya untuk orang atau perusahaan tertentu yang mengontraknya.

 

Exhibitor :
– Orang atau perusahaan yang memiliki bioskop atau drive-in atau rantai lain yang memungkinkan ditontonnya sebuah film.
– Teater atau drive-in yang mempertunjukkan sebuah film.

 

Exposed :
Bahan baku film yang telah dipakai untuk merekam gambar. Kata “exposed” wajib dicantumkan pada setiap can film yang telah dipakai.

 

Ext. :
Eksterior. Bagian manapun dari film yang direkam di luar ruangan; jalanan kota, stadium, gurun, hutan, atau puncak gunung, beberapa lokasi dapat dibuat ulang di sounstage studio namun tetap dinamakan eksterior dalam naskah.

 

Extra :
Orang yang dipekerjakan sebagai pemain latar, misalnya sebagai salah satu orang dalam kerumunan dalam adegan di jalan.

 

Engineering :
Sebutan dalam pengerjaan dan pembagian kerja dalam masalah
teknis penyiaran

 

Establish Shot :
Gambar yang natural dan wajar

Extreme Close Up :
Pengambilan gambar dari jarak dekat

 

Extras / Atmosphere:         

       crowd atau orang – orang yang berfungsi sebagai pendukung suasana

 

Est. Production Time:        

       estimasi / perkiraan waktu total produksi untuk pengambilan gambar

 

Est. Set up:                           

       Estimasi / perkiraan jumlah sudut pengambilan gambar yang dibutuhkan pada sebuah adegan 

 

Extreme Long Shot (ELS):

       subjek tampak sangat jauh sehingga membuatnya tampak dari kejauhan.

 

Eye Level:                             

       pengambilan gambar dengan ketinggian relatif sedang, kurang lebih sejajar dengan tinggi badan kita.

 

ENG (Electronic News Gathering) – Produksi Berita Elektronik

Proses rekaman video jenis berita dengan menggunakan peralatan yang mudah dibawa (portable) misalnya kamera VCR portable dan 1 mikrofon, dengan crew seorang juru kamera disertai seorang sutradara yang sekaligus merangkap sebagai reporter.

 

EFP (Electronic Field Production) – Produksi Lapangan Elektronik

Sama dengan ENG, hanya jenis program yang diproduksi adalah dokumenter, sinetron (film style)

 

EDITOR:

orang yang mengedit video hasil rekaman, pengaturan tata suara seperti musik, SFx (Sound Effect) dan BGM (Background Music) agar dapat enak dilihat. Tugas Penyunting Gambar (editor) :

Menerima film atau gambar-gambar dan rekaman kejadian shooting dari bagian produksi di lokasi

 

shooting;

Mencermati gambar-gambar bersama produser dan sutradara

Mendigitalisasi gambar ke dalam hard-disk

Menentukan shot-shot yang dipotong dan disimpan

 Mengurutkan shot ke dalam draft edit

Mixing musik, soun effect, narasi ke dalam cutting akhir

Mengedit film sesuai dengan durasi waktu yang ditetapkan

Menjamin bahwa gambar-gambar yang dipilih dapat lulus sensor.

 

Electric Departement:

divisi yang bertanggung jawab terhadap penjagaan dan penyediaan segala alat elektrik. (misalnya: lampu, kabel, dan lain sebagainya) untuk kebutuhan film.

 

Engineering:

sebutan dalam pengerjaan dan pembagian kerja teknis penyiaran.

 

Fading:         

       digunakan untuk menyebut tampilan gambar yang muncul. Fade in = muncul, fade out = menghilang

 

Fill Light:      

       cahaya tambahan yang berguna untuk mengisi bagian yang gelap

 

First Take:   

       waktu pengambilan gambar pertama kalui disesuaikan dengan jadwal.

 

Floor plan:   

       panduan atau patokan bloking perangkat kamera, tata cahaya, settiong, artis, dan para pendukung produksi lain di lapangan. Floor plan seperti peta lapangan produksi dari atas

 

Framing:      

       memberi margin atau batasan area seting yang masuk dan tertangkap oleh lensa kamera saat perekaman gambar.

 

Frog Eye Level:     

       pengambilan gambar kurang lebih kamera terletak di bawah paha.

 

Full Shot (FS):        

       pengambilan gambar dilakukan pada subjek secara utuh dari kepala hingga kaki

 

Following:   

       hampir sama dengan tracking, tapi npergerakan kamera followimh lebih moveable, kamera bergerak lebih aktif mengikuti kemana perginya talent.

 

Footage:      

       sekumpulan hasil pengambilan gambar yang mungkin bisa dilakukan sebagai stock shot pada proses editing. Footage bukan gambar adegan utama, tetapi bisa di letakan sebagai gambar pendukung

 

Film Loader:

pengisi Film. Anggota tim kamera kadang adalah asisten kameramen yang mengisi film yang belum diekspose ke dalam magazine dan mengeluarkan film yang telah diekspose.

 

Floor Director:

seseorang yang bertanggungjawab membantu mengkomunikasikan keinginan sutradara dari master control ke studio produksi.

 

Filter:

suatu alat dalam kamera yang tugasnya menyesuaikan kondisi cahaya luar atau dalam, agar antara perbedaan cahaya kuat dengan cahaya yang lemah bisa diseimbangkan (balance).

Kamera mempunyai 4 macam filter, yaitu 1, 2, 3, 4. Filter 1 untuk cahaya yang mengunakan Artificial Light (tungsteen) biasanya dalam ruangan (in door) dan 2, 3, 4 utnuk intensitas cahaya luar ruangan/sinar matahari (out door).

 

FRAME:

keterbatasan cara memandang yang sifatnya fatamorgana. Dalam kaitan ini pengganti dari fungsi mata manusia adalah Kamera. Benda ini mempunyai daya tangkap cahaya yang terbatas karena tergantung ukuran lensanya kamera itu sendiri. Besaran daya tangkap lensa kamera itulah yang disebut dengan FRAME dengan kata lain disebut Bingkai.

Frame dibatasi dengan ukuran tertentu misalnya saja ukuran pesawat televisi adalah 3:4. Berapa pun besarnya pesawat televisi tetap saja 3 banding 4 (3:4). Karena bentuknya hampir mendekati bentuk dengan persegi empat. Oleh karena itu dalam pembuatan gambar atau penuangan dalam frame harus diletakkan persis ditengah frame secara simetris.

Ditengah frame tempat sasaran gambar diletakkan/dituangkan disebut dengan Point of Interest (POI). Tetapi dalam stasiun televisi tetangga sebut saja Malaysia, Singapore, Philipina merka mengatakan dengan istilah Point Of View (POV).

 

FAULT FRAME:

kesalahan dalam frame tapi bukan berarti suatu harga mati karena bisa saja kameraman suatu saat yang meliput event secara tiba tiba (tidak terencana) sehingga tidak dapat memikirkan point of interest, yang pentingdia pikirkan adalah bagaiman mendapatkan gambar apapun hasilnya, tetap saja dapat diterima semua pihak.

Kesalahan dalam frame yang dimaksudkan adalah pembuatan gambar yang terencana namun kameraman tidak mengindahkan atau melalaikan norma norma framing alhasil gambar yang dibuat kelihatan tidak bagus, mungkin terpotong,mungkin terlihat seperti tenggelam dan lain sebagainya.

 

Fade Out, Fade In :
Efek berupa gamabr yang perlahan hilang dan menjadi gelap (fade out) atau gambar yang muncul dari kegelapan (fade in). Digunakan untuk menekankan berlalunya waktu atau akhir dari adegan atau cerita.

 

False Move :
Gerakan yang tidak terencana oleh aktor/aktris sebelum melakukan gerakan yang telah direncanakan. False Move yang dilakukan aktor dapat memunculkan masalah dengan mengatur Dolly Grip untuk bergerak bersama dolly dan kamera karena ia berpikir bahwa gerakan aktor adalah isyarat untuk menggerakan kamera.

 

Fast Motion :
Melakukan pemfilman dengan kecepatan dibawah standar kemudian memproyeksikan dengan kecepatan standar untuk membuat tindakan terlihat lebih cepat dari normal. Juga menciptakan efek masa lalu dan film bisu.

 

Feature Part :
Peran yang tidak terlalu penting untuk seorang bintang, tapi cukup besar untuk memunculkan perhatian khusus. Biasanya dilakukan oleh aktor/aktris yang telah dikenal baik oleh penonton. Saat ini lebih dikenal dengan Cameo.

 

Fifty-fifty :
Biasanya sudut kamera atau pengambilan gamabr ketika dua orang aktor/aktris saling berhadapan, berbagi lensa dengan adil. Juga disebut sebagai a two shot atau a two.

 

Fill Light
Set pencahayaan umum yang digunakan untuk memperhalus kontras dari key lighting.

 

Film :
Media untuk merekam gambar yang menggunakan selluloid sebagai bahan dasarnya. Memiliki berbagai macam ukuran lebar pita seperti 16mm dan 35mm.

 

Film Clip
Bagian pendek dari sebuah film.

 

Film Loader
Pengisi Film. Anggota tim kamera kadang adalah asisten kameramen yang mengisi film yang belum diekspose ke dalam magazine dan mengeluarkan film yang telah diekspose ke dalam can.

 

First Run
Pertama kali sebuah film dilepas ke bioskop untuk ditonton. Saat ini lebih dikenal dengan premiere.

 

Fishpole Boom
Sebuah tiang ringan yang dapat digenggam dan dapat dipindahkan untuk digunakan meletakkan mikrofon di lokasi yang sulit selama pemfilman.

 

Flag
Miniatur Gobo dari kayu lapis atau kain pada bingkai metal yang diletakkan pada century stand.

 

Flare
Ketika suatu obyek atau cahaya dari set memantulkan cahaya yang tidak diinginkan scara langsung

pada lensa.

 

Flashback
Bagian dari cerita film yang mengisahkan waktu periode awal, tergantung dari cerita.

 

Flub
Ketika aktor/aktris melakukan kesalahan dalam pengucapan dialog – flubbed his line

 

Fluid Head
Landasan pada tripod kamera yang memberikan gerakan halus untuk kamera melalui penggunaan flywheel yang diletakkan dalam wadah berisi minyak dalam landasan itu sendiri.

 

Focus
Penyelarasan gambar secara detail, tajam, dan jernih hingga mendekati obyek aslinya

 

Fog Maker
Menggunakan cairan khusus sehingga fog maker dapat memunculkan efek kabut, asap, efek kabur (blur), dan kelembaban. Dengan menggunakan cairan jenis lain maka dapat digunakan untuk menghilangkan kabur yang tidak diinginkan. Alat ini dapat berukuran kecil, mesin yang dapat digenggam atau mesin besar yang diletakkan di kereta.

 

Follow Focus
Perubahan fokus kamera selama adegan untuk mempertahankan fokus pada aktor/aktris yang bergerak mendekati atau menjahui kamera. Biasanya menjadi tugas first assistant cameraman.

 

Follow Shots
Pengambilan gambar dengan kamera bergerak memutar untuk mengikuti pergerakan pemeran dalam adegan.

 

Final Editing
Proses pemotongan gambar secara menyeluruh

 

Floor Director
Seseorang yang bertanggungjawab membantu mengkomunikasikan
keinginan sutradara dari master control ke studio produksi

 

Footage
Gambar-gambar yang tersedia dan dapat digunakan

 

Footage Counter
Alat penghitung yang berada pada kamera untuk tetap dapat mengikuti jumlah film yang telah diekspose.

 

Four Walled Set
Sebuah set yang memiliki 4 dinding bukan 3 seperti biasanya. Keempat dinding menutup area aksi secara sempurna namun mungkin dapat dipindahkan untuk memungkinkan pergerakan cahaya dan kamera selama melakukan pengambilan gambar.

 

Frame
* Suatu gambar dari banyak gambar pada gulungan film yang telah diekspose,  ukuran frame bervariasi sesuai format yang akan diambil gambarnya.
* Menyesuaikan kamera dan lensa sehingga gambar yang akan diambil memiliki batasan yang diinginkan.

 

Frame per Second (fps)
Sebuah film 35mm berputar dalam kamera dengan kecepatan normal menghasilkan 24 frame perdetiknya sehingga bila banyak frame yang diputar tiap detiknya aksi dari subyek akan diperlambat ketika diproyeksikan dalam kecepatan normal. Bila lebih sedikit dari 24 frame yang diputar maka aksi tampat dipercepat bila diproyeksikan dengan kecepatan normal.

 

Freelancer
Orang yang tidak terikat kontrak dengan produser atau perusahaan manapun

 

Garis imajiner                 

       garis khayal pengambilan gambar sebagai batas gerak pandang kamera untuk menjaga konsistensi posisi objek antar frame.

 

Genset                               

       perangkat sumber listrik yang digunakan sebagai power input utama dalam produksi film.

 

Group Shot                   

       pengambilan gambar dengan mengambil gambar lebih dari dua objek.

 

Gaffer

pemimpin electrician yang bertanggung jawab di bawah Director of Photography mengenai pencahayaan set. berbagai bentuk dan ukuran.

 

Green Departement

divisi yang bertanggungjawab untuk menyediakan pepohonan, semak, bunga, rumput, dan benda-benda hidup lainnya baik yang asli maupun buatan.

 

Handheld:                             

       Mengambil gambar dengan hanya menggunakan tangan sebagai alat penyangga, tidak memakai alat tambahamn lainnya.

 

Head Room                  

       ruang jeda semu yang berada diantara kepala artis dan frame kamera.

 

High Angle:                           

       merekam gambar dari sudut atas objek sehingga objek terlihat terekspose dari bagian atas.

 

Hunting Lokasi:                   

       mencari lokasi sesuai dengan tuntutan skenario

 

Hairdresser:

spesialis penata rambut untuk film. Seorang hairdresser mungkin bekerja dengan penata rambut laki-laki maupun perempuan.

 

Hairdresser Departement:

bertanggungjawab atas kebutuhan rambut asli maupun wig untuk para aktor dan aktris.

 

INT / EXT:                              

       keterangan tempat sebagai setting cerita dalam sekenario untuk pengelompokan ruang interior dan eksterior

Infotainment:

 informasi dan entertainment yang sebenarnya merupakan magazine show. Kalau dilihat dari ciri berita keras, maka beberapa item infotainment dapat dimasukkan pada program berita keras reguler. Dengan durasi per item tentunya singkat. Akan tetapi apabila akan dibahas lengkap dan detail maka dengan magazine show (infotainment) lebih tepat karena tidak terbatas waktu. Di mana stasiun televisi di Indonesia sebagian besar menayangkan infotainment menonjolkan hiburan yang bersifat feature atau investigasi report. Sehingga sumbernya yang berasal dari berita keras reguler, biasanya telah muncul terlebih dahulu.

 

Jimmy jip:                              

piranti pendukung kamera yang digunakan dalam pengambilan gambar yang memungkinkan kamera bergerak lebih dinamis untuk menjangkau area yang sulit dilakukan oleh operator kamera seperti tuntutan sutradara.

 

JEDAH:

suatu ruang kosong dalam frame televisi atau kamera yang sengaja dibuat oleh kamerawan untuk memberikan makna gambar itu sendiri.

Jedah yang berada diatas kepala disebut Head Room

Jedah yang adanya depan hidung/muka disebut Nose Room

Jedah yang adanya dikepala belakang disebut Back Room 

Jump Cut:

 suatu pergantian shot dimana kesinambungan waktunya terputus karena loncatan dari satu shot ke shot berikutnya yang berbeda waktunya.

 

Karakter:                               

       tokoh yang melakukan dialog dalam suatu adegan

 

Key Light:                             

       cahaya utama yang berfungsi sebagai penerangan pokok atau utama dalam frame tangkapan kamera.

 

Komposisi Framing:          

       mendapatkan hasil perekaman objek yang tidak asal rekam saja, dan mengupayakan wujud visual film agar tidak terkesan monoton sehingga enak dilihat.

 

KZ. No:                                  

       penomoran kaset atau bahan baku produksi dengan maksud memudahkan proses editing dan pemilihan hasil gambar.

 

Location on script:              

lokasi yang digambarkan dalam sekenario sebagai setting cerita

 

Location to Shoot:              

       lokasi yang dipilih sutradara uintuk mengeksekusi adegan sebagai penerjemah lokasi yang digambarkan sekenariop

 

Logging: 

       proses editor memotong gambar, mencatat waktu pengambilan gambar, dan memilih shot – shot yang ada yang disesuaikan dengan ka,era report.

 

Logistic:  

       segala kebutuhan dalam produksi film / kebutuhan konsumsi pelaksanaan produksi.

 

Long shot (LS):                    

       framing diantara MLS dan ELS. Dengan kata lain ruang pandangnya lebih lebar dari MLS dan lebih sempit dibandingkan ELS

 

Low Angle:                            

       Pengambilan gambar dari sudut bawah

 

Live:

       program disiarkan secara langsung, tahap produksi merupakan tahap akhir dalam proses. Kebanyakan program-program berita, olah raga, upacara kenegaraan disiarkan secara langsung

 

Live on Tape:

 produksi berlangsung terus tanpa terhenti, sampai akhir program, editing hanya dalam hal-hal khusus (insert editing). Direkam per bagian (segment) Direkam dengan single camera – single VCR (film style). Direkam dengan multi camera – multi VCR

 

 Live on Cam:

format berita TV yang disiarkan langsung dari lapangan atau lokasi peliputan. Sebelum reporter di lapangan menyampaikan laporan, presenter lebih dulu membacakan lead in dan kemudian ia memanggil reporter, di lapangan untuk menyampaikan hasil lipu­tannya secara lengkap. Laporan ini juga bisa disisipi gambar yang relevan. Karena siaran langsung memerlukan biaya telekomunikasi yang mahal, tidak semua berita perlu disiar­kan secara langsung. Format ini dipilih jika nilai beritanya amat penting, luar biasa, dan peristiwanya masih berlangsung. Jika peris­tiwanya sudah berlangsung, perlu ada buk­ti-bukti yang ditunjukkan langsung kepada pemirsa. Durasinya disesuaikan dengan ke­butuhan.

 

Live on TAPE (LOT):

format berita TV yang direkam se­cara langsung di tempat kejadian, namun si­arannya ditunda (delay). Jadi, reporter mer­ekam dan menyusun laporannya di tempat peliputan, dan penyiarannya baru dilakukan

kemudian. Format berita ini dipilih untuk menunjukkan bahwa reporter hadir di tempat peristiwa. Namun, siaran tak bisa dilakukan secara langsung karena pertimbangan teknis dan biaya. Meski siarannya ditunda, aktuali­tas tetap harus terjaga. Durasi bisa disesuai­kan dengan kebutuhan, namun biasanya lebih singkat dari format Live on Cam.

 

Live by Phone:

 format berita TV yang disiarkan secara langsung dari tempat peristiwa dengan menggunakan telepon ke studio. Lead in berita dibacakan presenter, dan kemudian ia memanggil reporter yang ada di lapangan untuk menyampaikan laporannya. Wajah reporter dan peta lokasi peristiwa biasanya dimunculkan dalam bentuk grafis. Jika terse­dia, bisa juga disisipkan gambar peristiwa sebelumnya.

 

Make-up / Hair do:               

tata rias serta tata rambut untuk artis disesuaikan dengan tuntutan sekenario dan sutradara. 

 

Medium Close UP (MCU)    :          

pengambilan gambar dengan komposisi framing sunjek nterlihat lebih jauh dari  close up, tetapi lebih dekat dari medium shot.

 

Medium Full Shot/knee shot       :          

       memberi batasan framing tokoh sampai kira-kira ¾ ukuran tubuh.

 

 Medium Long Shot (MLS)  :        

framing kamera mengikutsertakan setting sebagai pendukung suasana, diperlukan karena ada kesinambungan cerita dan aksi tokoh dengan seting tersebut

 

Medium Shot (MS):             

       merekam gambar subjek kurang lebih setengah badan.

 

Mozaic:                                   

Memberikan efek gambar terpisah terbentuk dengan warnanya sehingga visualisasinya tidak begitu jelas ; cenderung mengunci warna / mengotakkan sehingga yang tampak hanya pergerakan gambarnya saja.

 

Make-Up Departement:

bagian yang bertanggung jawab terhadap penampilan aktor/aktris agar sesuai dengan kebutuhan skenario pada saat syuting.

 

Music Departement:

divisi yang bertanggungjawab dalam pengaturan atau menyediakan musik yang akan digunakan dalam film.

 

Magazine Show:

sebuah program yang bisa bersifat “timeless” atau “actual” yang disajikan dengan menggunakan format majalah dengan rubrika-sinya. Ibarat majalah, maka Magazine Show diproduksi sesuai dengan target penontonnya sehingga desain produksi, script, host hingga editing style se-suai dengan nafas Magazine itu sendiri.

MCR (Multi Camera Remote):

produksi lapangan dengan mempergunakan kamera lebih dari 1, dengan switcher, beberapa monitor, sound audio sistem. Produksi yang direkam adalah sinetron, musik, olahraga, dsb.

Negatif Art:                            

untuk membuat hasil visualisasi gambar yang seakan bertantangan dengan warna aslinya

 

NATURAL JOINT:

 teknik untuk peliputan pada “ORANG“ sebagai sasaran obyek/subyek ada ketentuan ketentuan yang harus diperhatikan karena pada saat ini kebanyakan para calon kamerawan (pemula) melalaikan aturan aturan pengambilan gambar/visual sehingga pada saat di preview hasilnya mengecewa-kan. Natural joint pada dasarnya yang pokok pada anatomi tubuh orang dan menghasilkan shot size.

 

Neutral Density (ND):

gunanya untuk merekam sinar yang sangat kuat. Misalnya: bila akan mulai shoot, matahari langsung harus menggunakan filter 4¼ ND akan mendapat hasil gambar matahari yang utuh atau bila melaku-kan shooting di atas laut, atau mungkin di atas bukit atau gunung, maka harus menggunakan juga filter 4¼ ND, sehingga menghasilkan gambar yang terlihat kontras antara langit dan daratan. Bila tidak menggunakan filter ND gambar akan terlihat seperti berkabut atau foggy.

 

Natsound (natural sound):

suara lingkungan) yang terekam dalam gam­bar bisa dihilangkan. Tetapi, biasanya nat­sound tetap dipertahankan, untuk memban­gun suasana dari peristiwa yang diberitakan.

 

OK / NG:                                 

       keterangan pada kamera report sebagai status pengambilan ggambar not good / OK sehingga bisa dipilih oleh editor .

 

Old Movie:                             

       memberikan efek sinema, warna cenderung kuning kecoklatab hampir seperti sepia

 

One Shot:                              

       pengambilan gambar dengan satu objek saja.

 

Over Shoulder:                    

       mengambil adegan dialog dari sudut belakang / punggung bahu salah satu subjek sinematik

 

Panning:                                

          pergerakan kamera dari kiri kekanan atau sebaliknya

 

Parenthetical:                       

          keterangan aksi nyang ditulis dalam sekenario dan harus dilaksanakan oleh pelaku karakter ketika dia mengucapkan dialog

 

Pastel:                                    

          mengoreksi warna gambar menjadi lebih soft.

 

Person :                                 

          setiap kru pelaksana yang terlibat

 

Plot :                                      

          sebab-akibat yang membuat cerita berjalan dengan irama atau gaya dalam menghadirkan ide dasar.

 

Premiere:                               

          penyangan perdana karya film kepada seluruh pendukung produksi sebelum dipertontonkan kepada khalayak umum

 

Production budget:            

          kebutuhan dana yang diperlukan untuk proses produksi hingga selesainya sebuah karya film

 

Production Company:       

          perusahaan atau komunitas yang memproduksi karya film tersebut

 

Production Notes:              

          catatan produksi yang perlu diperhatikan agar bisa dievaluasi / diwaspadai dalam pelaksanaanya dilapangan

 

Production preparing:       

          proses persiapan produksi agar tidak terjadi kendala saat shootng sudah dimulai atau peranti produksi lain tertingal atau terlupa sehingga mengacaukan produksi

 

Production Property:         

          segala barang dan perangkat kerja untuk keperluan produksi pembuatan film.

 

Project Duration:                 

          durasi yang direncanakan untuk sebuah karya film

 

Project title:                          

          nama proyek yang sedang diproduksi, atau sering diisi dengan judul film

 

PICTURE of QUALITY:

 kualitas gambar di tentukan adanya pengoperasian alat yang akurat (expert). Kriteria gambar bisa disebut bagus apabila memenuhi standard operational prosedur salah satu diantaranya:

Adanya pengaturan focusing yang tepat.

Adanya pengaturan diagfrahma (f.)  sesuai dengan cahaya yang ada.

Adanya penggunaan filter camera sesuai dengan kondisi out door atau in door

Adanya penataan cahaya (lighting) yang tepat

Adanya penempatan/letak kamera yang benar

 

Package (PKG):

format berita TV yang hanya lead in-nya yang dibacakan oleh presenter, tetapi isi berita merupakan paket terpisah, yang di­tayangkan begitu presenter selesai membaca lead in. Paket berita sudah dikemas jadi satu kesatuan yang utuh dan serasi antara gambar, narasi, soundbite, dan bahkan grafis. Lazim­nya tubuh berita ditutup dengan narasi. For­mat ini dipilih jika data yang diperoleh sudah lengkap, juga gambarnya dianggap cukup menarik dan dramatis. Kalau dirasa penting, reporter dapat muncul dalam paket berita tersebut (stand up) pada awal atau akhir ber­ita. Durasi maksimal total sekitar 2 menit 30 detik.

 

 Phone Record:

 format berita TV yang direkam secara langsung dari lokasi reporter meliput, tetapi penyiarannya dilaku­kan secara tunda (delay). Format ini sebet­ulnya hampir sama dengan Live by Phone, hanya teknis penyiarannya secara tunda. Format ini jarang digunakan, dan biasanya hanya digunakan jika diperkirakan akan ada gangguan teknis saat berita dilaporkan se­cara langsung.

PRODUCER:

seseorang yang bertanggungjawab secara umum terhadap seluruh pelaksanaan produksi. Produksi yang dimaksud biasanya berkaitan dengan produk audio visual.

Namun secara umum, Jenis Produser terbagi dalam 4 kategori:

 

Producer who create the content: para kreator dibalik program-program TV drama dan non-drama (variety show, reality show, games, quiz, musik, magazine show,etc). Mereka adalah orang-orang kreatif yang berada di departemen Produksi/Content Acara.

 

Producer who manage administration and money: dikenal sebagai produser lapangan yang profesional dalam manajemen administrasi (kontrak, proposal, jadwal, dsb) dan finansial. Dibutuhkan talent kepemim-pinan yang kuat untuk Produser ini.

 

Producer who sell programming and work on marketing: berada di bawah Departemen Programming atau Marketing. Me-reka ini yang membangun dengan kreatif berbagai paket-paket program TV agar laku dijual ke sponsor dan disukai publik.

 

Producer who produce News and Sport: para Jurnalis Televisi yang mampu memproduksi berita-berita atau feature yang akurat sesuai dengan filosofi dari jurnalistik yaitu aktual dan faktual.

Tugas dan Tanggung Jawab Produser

Merencanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pengembangan program televisi (penelitian, pengembangan ide, perencanaan anggaran, penyediaan fasilitas, dll)

Bertanggung jawab terhadap produksi program televisi secara mtepat waktu.

Bertanggung jawab  kualitas program televisi.

 

PENULIS NASKAH:

orang yang memiliki ide membuat cerita dan dituangkan ke dalam naskah untuk keperluan produksi TV, baik drama maupun news.

Tugas dan tanggungjawabnya menyusun naskah sesuai dengan ide-ide yang disampaikan oleh produser dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan program televisi.

 

 Production Departement:

bagian yang menentukan batasan biaya dan menangani persiapan dan pelaksanaan atas segala keperluan dalam sebuah produksi.

 

Production Assistant:

orang yang bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi dilapangan selama proses produksi.

 

Production Manager:

orang yang bertanggung jawab atas detail produksi dari awal sampai produksi itu selesai.

 

Production Unit:

 terdiri dari sutradara, kru kamera, kru tata suara, bagian listrik dan semua orang yang diperlukan dalam suatu produksi.

 

Prop Man:

orang yang bertugas untuk memastikan bahwa properti ada ditempat yang seharusnya pada saat dibutuhkan untuk suatu produksi.

 

Rate :                                      

          harga atau biaya rata-rata

 

Reading – Rehearsal Talent:     

          pelatihan oleh sutradara dan asistennya dalam mendalami tokoh yang akan diperankan oleh talent.

 

Reflection Shot:                   

          pengambilan gambar pada cermin yang memperlihatkan subjek atau beyangannya.

Reflektor:                               

          alat bantu tata cahaya yang berguna untuk mengimbangi cahaya yang datang dari sisi lain. Berbentuk lembaran tebal dilapisi pemantuk cahaya yang bersifat memendarkan atau membiaskan cahaya

 

Retake:                                   

          pengulangan pengambilan gambar karena terdapat kesalahan. Misal kontinuitas adegan

 

Rundown:                             

          penjadwalan shooting dengan cara mengelompokkan lokasi yang sama dan waktu yang berurutan untuk melaksanakan shooting secara efisien

Research Departement:

bagian riset yang terdiri dari orang-orang yang menilai otentisitas artikel, benda, kostum,

RACK FOCUS (selective focusing):

mengubah fokus lensa dari obyek di latar belakang ke obyek di latar depan atau sebaliknya, untuk mengalihkan perhatian penonton dari satu obyek ke obyek lainnya.

 

Reader:

format berita TV yang paling sederhana, hanya berupa lead in yang dibaca presenter. Berita ini sama sekali tidak memi­liki gambar ataupun grafik. Hal ini dapat ter­jadi karena naskah berita dibuat begitu dekat dengan saat deadline, dan tidak sempat di­padukan dengan gambar. Bisa juga, karena perkembangan peristiwa baru sampai ke tangan redaksi, ketika siaran berita sedang berlangsung. Maka perkembangan terbaru ini pun disisipkan di tengah program siaran. Beritanya dapat berhubungan atau tidak berhubungan dengan berita yang sedang di­tayangkan. Reader biasanya sangat singkat. Durasi maksimalnya 30 detik.

 

Sepia:                                     

          membuat tampilan warna cenderung kuning kecoklatan atau soft colour.

 

Set Contruction:                  

          bangunan latar belakang untuk keperluan pengambilan gambar.

 

Scene :                                   

          adegan cerita sebagai runtutuan alur peristiwa dalam sekenario

 

Script breakdown :             

          penjabaran atau pembahasan secara mendalam mengenai skenario by scene, secara detail

 

Script Breakdown Sheet:  

          lembaran bantu administrasi produksi yang berisi informasi atau data lengkap kebutuhan scene sebagai pembedahan adegan dalam sekenario secara detail sebelim dilakukan eksekusi gambar

 

Scene Name:                        

          penamaan sebuah scene dalam sekenario. Biasanya dihubungkan dengan kejadian dalam adegan pengambilam gambar untuk mempermudah mengingat scene lebih lagi dalam proses editing

 

Scene No:                             

          penamaan sebuah scene dalam sekenatio. Biasanya dihubungkan dengan kejadian dalam adegan pengambilan gambar untuk mempermudah pengingatan scene terutama dalam proses editing

 

Set Artistic:                           

          konsep desain tata ruang sebagai pendukung tempat pengambilan gambar adegan

 

Spesial Equipment:            

          perangkat dan peranti khusus yang harus disediakan guna mendukung proses pengambiakn gambar yang tidak memungkinkan bila hanya menggunakan peranti standar

 

 Spesial effect:                      

          efek khusus yang dikenakan pada hasil pengambiolan gambar untuk lebih menghidupkan adegan

 

Shot / angle:                         

          sudut pengambilan gambar dari sebuah adegan.

 

Shooting Days:                    

          berkenaan dengan hari keberapa proses pengambilan gambar dilakukan

 

Shooting format:                 

          berkenaan dengan bahan baku yang akan dilguynakan dalam proses pengambilan gambar

 

Shot List:                               

          rencana urutan pemecahan adegan yang disesuaikan dengan secara rinci yang berguna untuk mengetahui proporsi adegan yang disesuaikan dengan durasi pengambilan gambar dan struktur tangga dramatik cerita.

 

Sinopsis:                               

          penuturan cerita secara literatur / gambaran agar penonton memahami secara sekilas bagaimana film itu disajikan.

 

Skenario:                               

          penutura secara filmis, dengan penataan secara khuisus / draft akhir sebuah jalinan cerita yang siap divisualisasikan menjadi sebuah karya film.

 

Slim :                                      

          membuat tampilan gambar terlihat meninggi.

  

Slow Shutter:                       

          menggerakan gambar sehingga terlihat slow motion

 

Solarize:                                 

          menegaskan warna sehingga kontrasnya begitu tampak

 

Sound:                                   

          suara / bunyian lainnya untuk mendukung peristiwa

 

Sound Effect:                       

          efek suara yang digunakan untuk mempertegas kejadian atau membantu menyampaikan informasikajadian

 

Still   :                                      

          membuat gambar diam

 

Still Fotografi:                       

          pencritaan gambar diam dari sebnuah objak pandang oleh still kamera

 

Storyboard:                          

desain konsep sebuah karya audiovisual dalam hal ini film, yang masih berbentuk sketsa gambar dengan intruksi sutradara, sebagai alat bantu tim pelaksana produksi, terutama operator kamera, untuk mengeksekusi pengambilan gambar.

 

Stretch;                                  

          kebalikan dari slim, membuat tampilan gambar memipih horizontal

 

Sub Plot:                                

          bagian pendukung cerita untuk mencapai hasil yang maksimal dalam menuju / memperkuat Plot utama

 

Theme / Tema

gagasan inti dari sebuah cerita.

 

Tilting

pergerakan kemera dari atas ke bawah atau sebaliknya

 

Top Angle

taknik pengambilan gambar secara tepat dari sudut atas subjek, seperti peta.

 

Tracking               

gerakan kamera maju atau mundur, biasanya dengan menggunakan alat seperti dolly untuk menyangga tripod yang berjalan diatas rel.

 

Track in                                   

gerakan kamera maju

 

Track out                                 

gerakan kamera mundur

 

 Transisi Adegan                    

informasi perpindahan scene yang ditulis dengan huruf kapital diakhir scene sebagai gambar kontinuitas adegan

 

Treatment                               

sketsa dari sebuah sekenario dan menjadi kerangka ceritanya.

 

Tripod                                      

Alat penyangga kamera agar gambar lebih stabil

 

Tripod transiton                    

pergerakan kamera on tripod dengan framing yang terbatas, tetapi meliputi area yang luas, lebih luas dari framiong lensa, sehingga secara aktif mencari kedudukan talent itu sendiri.

 

Two Shot                                

pengambilan gambar dengan dua objek.

 

 


DMCA.com Protection Status
Disclaimer Privacy Policy